PULAU SETAN
Korupsi penyakit zaman katanya, benarkah?
Tersebut dalam sejarah sebuah Bandar di Selat malaka,
koloni negara serakah.
ramai di kunjungi kapal dagang dari berbagai negara.
Di perebutkan beberapa bangsa. Kecil tempatnya hanya
sebuah pulau kata teman ku “ dikencingin rame-rame
tenggelam”.
Di suatu zaman menjelang negeriku bergolak, pulau
tersebut menjadi tempat penyelundupan berbagai hasil
hutan. Disana terjadi kolusi, disana terjadi korupsi
antara penguasa daerah suatu negara yang bernama
dari pusat, penguasa daerah sumatera tengah menjual
berbagai hasil kekayaan alam tanpa persetujuan
pemerintah pusat.
Akibat kolusi dan korupsi pemerintah sumatera tengah
dengan penguasa “pulau setan” keadaan bergolak,
terjadilah perang antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah . Terjadi perang saudara antara Pak
Dang ku di
dan tentara untuk memburu kakekku yang berjuang di
lereng gunang Marapi. Tumbal itu tidak hanya pejuang
PRRI tapi juga PERMESTA di sulawesi
Ketika aku masih SD kakek bercerita tentang masa-masa
perjuangan beliau.
Beliau bertutur : Pulau tersebut sebuah Bandar yang
kumuh berantakan, pada zaman itu. Sebelum bergerilya
naik gunung Kakek beberapa kali ditugaskan membawa
karet mentah untuk dijual ke pengusaha di “pulau
Setan”. Dengan perahu motor kakek menyeberang di malam
hari, tanpa diterangi cahaya lampu. Pernah suatu
ketika kakek di buru dan di tembaki kapal penjaga
pantai tapi kakek berhasil lolos. Ketika pulang kakek
membawa barang-barang termasuk mewah untuk ukuran
waktu itu. Beberapa pasang pakaian dan sebuah radio
kebanggan kakek.
Waktu kakek menceritakan kisah heroik beliau dengan
bangga beliau memperlihatkan pakain yang di beli di
pulau setan “ kalau sudah besar nanti pakailah pakaian
kakek ini cucuku, kakek tidak pernah memakai pakain
ini”kata Kakek
Sekarang terpikir olehku mungkin pakaian tersebut
terlalu mewah untuk ukuran dimasa itu membuat kakek
segan memakai hanya disimpan di lemari kamar beliau.
Sedangkan radio kebanggaan beliau mengukir sejarah
dikampungku karena radio itu adalah radio pertama di
daerah kami. orang berduyun-duyun mendengarkan siaran
berita dari pusat, yang akan mengirim tentara untuk
menumpas pemberontakan.
Sekarang kakekku sudah meninggal aku bangga dengan
kakekku seorang pejuang walaupun beliau adalah kakek
tiri rasa sayangnya masih membekas. Sedangkan kakek
kandung ku lebih dulu wafat ketika zaman awal
pergolakan, kepala beliau pecah di tembak seseorang di
tengah sawah. Waktu itu umur ibuku baru empat bulan
dalam kandungan. Aku bangga dengan kakek kandungku
bagi ku beliau adalah seorang pahlawan.
Sementara itu di
dang ku sibuk dengan aktifitas beliau sebagai seorang
Imam masjid. Tiap Sholat tarawih beliau di minta
mengimani jamaah di sebuah komplek perumahan aparat.
Beliau tampak menikmati aktifitas hari tuanya. Bila
aku pulang mudik beliau selalu bertanya tentang kabar
dari kampung, Tampak tersirat kerinduan yang mendalam
mengharapkan berita sanak saudara dan kemenakan yang
lama ditenggalkan, sejak zaman pergolakan. Aku bangga
Pak Dang ku sekarang Menjadi Imam
Biarlah sementara cerita sedih ini menjadi kenangan,
dengan mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang
tak perlu lagi terulang.
****
Zaman berganti sekarang “pulau setan” itu menjadi
sebuah pulau yang bersih teratur, bebas dari kolusi
dan korupsi penyakit “pulau setan” di zaman
pergolakan. Bandar kumuh tersebut telah berubah
menjadi sebuah
termasuk negara yang terbersih di dunia, bersih
lingkungan dan bersih dari KKN. Aku bertanya-tanya
benarkah pulau tesebut menjadi telah bersih dari
kolusi dan korupsi? Sepertinya benar saat aku lihat
dan dengar berita. Dan aku bertanya lagi benarkah
pulau tersebut sebagai “biang kerok” pergolakan? saat
aku baca sejarah benar ..mmm…. apakah pulau tersebut
sudah bersih dari label “biang kerok” dan “pulau
setan”…?
*****
waktu terus bergerak ketika krisis 97 melanda negeri
tercinta, Pulau setan tersebut masih saja menjadi
“biang kerok”, tempat pialang-pialang saham
mengobok-ngobok pemerintahan Soeharto hingga tumbang,
tapi tidak orde barunya masih bermain di gelanggang.
Dari berita yang aku baca dia punya dosa-dosa merusak
susu sebelanga …. Setelah di tinggal Soehartao
Habibie naik. Ia sangat kesal sama penguasa pulau
Setan kerena tidak mau membantu Habibie yang butuh
dana untuk perbaikan ekonomi. Padahal Pialang-pialang
saham disana mandi uang hasil memeras ekonomi
“hanya sebuah titik merah”. Setelah itu Habibie juga
turun.
Kisah berlanjut giliran Gus Dur yang naik jadi
presiden. Presiden aneh yang bikin pusing orang-orang.
Seperti presiden-presiden sebelumnya Gus Dur
kewalahan. Masalah fulus…dia mau ambil alih BI yg
sebelumnya ketiban rejeki, tapi tidak berhasil
ya….sial juga Gus Dur. Mungkin karena pusing akhirnya
menghadap si tua bangka penguasa “pulau setan” biasa
minta fulus, dengan entengnya si tua bangka bilang”
apa sih yang kami punya, kami hanya negara kecil,
lagian ente udah mau jatuh juga”. Di bilang Seperti
Gus Dur gondok dengan amarah memuncak Gus dur bilang
pulau itu adalah “sebuah titik yang membahayakan etnis
melayu”. Setelah itu gusdur turun jabatan dengan
santai pakai celana hawai gusdur “Say bye” kepada para
pendukungnya.
Yah begitulah sumpah serapah ternyata tidak berhasil
melunakkan hati si tua bangka penguasa pulau setan
Akhirnya Mega naik, orangnya adem ayem saja di
jakarta, tapi di pulau setan itu mega marah-marah
sama Habibie, aku lupa setelah Mega jadi presiden atau
sebelum? wanita emang begitu, kalau lagi ada maunya
marah-marahin orang lain dulu, tak-tik merayu ….
nangis dulu… sudah itu…? tapi yang jelas Mama Mega
masih bertahan sampe sekarang.
Kata temanku yang belaga jadi peramal di pulau itu ada
berhala yang kalau disembah akan memberi berkah bagi
orang yang menjabat presiden di Indonesia, aku
bertanya berhala apa itu? Dia gak mau jawab. Aku heran
di jaman modern ini ternyata masih ada berhala. Aku
desak dia tetap gak mau jawab, aku desak terus
akhirnya dia mau tapi syaratnya jangan bilang
siapa-siapa. Setengah berbisik dia berkata“ berhala
kapitalisme global”, aku termangu-mangu sementara dia
berjalan ke arah warung beli rokok kali. Aku masih
mikir benar nggak sih berhala kapitalisme global di
“pulau setan “tsb? Aku pikir selama ini berhala
kapitalisme global adalah IMF jadi ada dua berhala
donk? atau ada berhala yang lebih besar lagi? Bikin
tambah bingung???
Bila ku renungkan lebih dalam ternyata benar kata
temanku…banyak sekali setan-setan kecil di negeri ini,
penghisap darah rakyat, seharusnya dikerangkeng tapi
bebas berkeliaran di pulau Setan, menyembah sang
berhala. Sementara pemerintahan negara ini tidak bisa
berbuat apa-apa. Di tangkap terus dilepaskan lagi,
Sedangkan ustadz yang hanya karena masalah Imigrasi
ditambah masa tahanannya. Dia bukan setan penghisap
darah rakyat indonesia, ceramahnya lembut, tulisannya
penuh makna mengisi lembaran halaman majalah-majalah
Islam, mengapa masih di kerangkeng? Pesan dari sang
berhala berhala itu? Atau untuk membuat marah
santri-santri yang sabar menyimpan dendam?
Sementara rakyat kecil terus saja begini, hidup dengan
biaya tinggi, menadahkan tangan untuk sesuap nasi,
bernyayi diatas metro mini, menjual tubuh untuk
ditiduri, ada yang mencopet ada yang mencuri….entahlah
….apa lagi
Zaman berubah negara ku masih saja begini.
Berita-berita yang aku baca menaikkan peringkat
negaraku keurutan lebih atas sebagai negara terkorup,
sementara pulau setan tersebut naik peringkatnya
menjadi keurutan atas negara terbersih. Presiden terus
berganti tapi tetap saja pemerintahan yang berkuasa
bebal. Orang-Orang baik yang punya kredibilitas tinggi
di singkirkan sementara orang-orang bermental penjilat
pesanan konglomerat di pasang. Dan rakyatnya sendiri
juga tolol(termasuk aku) umat Islam terbesar punya
partai-partai Islam bisanya cuma kumpul-kumpul...mana
solusi? .…ah sudahlah biarkan mereka menari-nari
sesuka hati sementara aku akan terus mencaki-maki
Di Harian Rakyat Merdeka Gus Dur berceloteh “di
sebuah hotel di pulau setan tersebut ada pertemuan
makan antara oknom pejabat dan kia NU kata sang oknum
akan ada peristiwa seperti kejadian Banyu
Wangi…benar…. terjadi pembunuhan kiai PKB ..tapi tak
hanya kiai aparat kodim juga kena bantai…iihh
ngeri…jangan lagi berhala di pulau setan tersebut
meminta tumbal, seperti zaman kakekku dulu meminta
tumbal di sumatera tengah dan sulawesi….
Sejenak mencoba merenung lagi, adakah nanti pemimpin
yang berani mengencingi pulau setan tersebut?
*************
Zaman telah berhasil membentuk satu label” pulau
setan” dan “pulau biang kerok”(aku yang kasih label
…setuju gak?) suatu pulau yang dulunya sebuah Bandar
kumuh menjadi sebuah negara yang kata berita adalah
“negara terbersih di asia” Tapi apakah zaman berhasil
menghapus label “biang kerok dan “setan” terhadap
pulau tsb? Jawab dong man..kok diam aja sih….?
Bagimana dengan Indonesia kapan penyakit zaman bernama
korupsi ini hilang dari bumi pertiwi ? Hanya zaman
yang tau. orang-orang yang bergerak di Zaman ini yang
menentukan.
Sementara detik terus berdetak menit perlahan
bergerak, ujung-ujung jarum jam itu tajam melukai,
membunuh bagai pedang,
Yang berlari kencang menang yang lambat tergilas
Yang kalah terengah yang menang pongah
200 juta lebih rakyat disuruh memilih …
MEMILIH APA???…YANG MANA???
(Falgent, hening malam Jakarta 6 desember 2003)
0 komentar:
Posting Komentar