Senin, 10 November 2008

Pulau Setan

PULAU SETAN

Korupsi penyakit zaman katanya, benarkah?

Tersebut dalam sejarah sebuah Bandar di Selat malaka,

koloni negara serakah.

ramai di kunjungi kapal dagang dari berbagai negara.

Di perebutkan beberapa bangsa. Kecil tempatnya hanya

sebuah pulau kata teman ku “ dikencingin rame-rame

tenggelam”.

Di suatu zaman menjelang negeriku bergolak, pulau

tersebut menjadi tempat penyelundupan berbagai hasil

hutan. Disana terjadi kolusi, disana terjadi korupsi

antara penguasa daerah suatu negara yang bernama

Indonesia, dengan alasan tidak puas dengan kebijakan

dari pusat, penguasa daerah sumatera tengah menjual

berbagai hasil kekayaan alam tanpa persetujuan

pemerintah pusat.

Akibat kolusi dan korupsi pemerintah sumatera tengah

dengan penguasa “pulau setan” keadaan bergolak,

terjadilah perang antara pemerintah pusat dan

pemerintah daerah . Terjadi perang saudara antara Pak

Dang ku di Jakarta yang ikut andil mengirim senjata

dan tentara untuk memburu kakekku yang berjuang di

lereng gunang Marapi. Tumbal itu tidak hanya pejuang

PRRI tapi juga PERMESTA di sulawesi sana

Ketika aku masih SD kakek bercerita tentang masa-masa

perjuangan beliau.

Beliau bertutur : Pulau tersebut sebuah Bandar yang

kumuh berantakan, pada zaman itu. Sebelum bergerilya

naik gunung Kakek beberapa kali ditugaskan membawa

karet mentah untuk dijual ke pengusaha di “pulau

Setan”. Dengan perahu motor kakek menyeberang di malam

hari, tanpa diterangi cahaya lampu. Pernah suatu

ketika kakek di buru dan di tembaki kapal penjaga

pantai tapi kakek berhasil lolos. Ketika pulang kakek

membawa barang-barang termasuk mewah untuk ukuran

waktu itu. Beberapa pasang pakaian dan sebuah radio

kebanggan kakek.

Waktu kakek menceritakan kisah heroik beliau dengan

bangga beliau memperlihatkan pakain yang di beli di

pulau setan “ kalau sudah besar nanti pakailah pakaian

kakek ini cucuku, kakek tidak pernah memakai pakain

ini”kata Kakek

Sekarang terpikir olehku mungkin pakaian tersebut

terlalu mewah untuk ukuran dimasa itu membuat kakek

segan memakai hanya disimpan di lemari kamar beliau.

Sedangkan radio kebanggaan beliau mengukir sejarah

dikampungku karena radio itu adalah radio pertama di

daerah kami. orang berduyun-duyun mendengarkan siaran

berita dari pusat, yang akan mengirim tentara untuk

menumpas pemberontakan.

Sekarang kakekku sudah meninggal aku bangga dengan

kakekku seorang pejuang walaupun beliau adalah kakek

tiri rasa sayangnya masih membekas. Sedangkan kakek

kandung ku lebih dulu wafat ketika zaman awal

pergolakan, kepala beliau pecah di tembak seseorang di

tengah sawah. Waktu itu umur ibuku baru empat bulan

dalam kandungan. Aku bangga dengan kakek kandungku

bagi ku beliau adalah seorang pahlawan.

Sementara itu di Jakarta memasuki hari tuanya Pak

dang ku sibuk dengan aktifitas beliau sebagai seorang

Imam masjid. Tiap Sholat tarawih beliau di minta

mengimani jamaah di sebuah komplek perumahan aparat.

Beliau tampak menikmati aktifitas hari tuanya. Bila

aku pulang mudik beliau selalu bertanya tentang kabar

dari kampung, Tampak tersirat kerinduan yang mendalam

mengharapkan berita sanak saudara dan kemenakan yang

lama ditenggalkan, sejak zaman pergolakan. Aku bangga

Pak Dang ku sekarang Menjadi Imam

Biarlah sementara cerita sedih ini menjadi kenangan,

dengan mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang

tak perlu lagi terulang.

****

Zaman berganti sekarang “pulau setan” itu menjadi

sebuah pulau yang bersih teratur, bebas dari kolusi

dan korupsi penyakit “pulau setan” di zaman

pergolakan. Bandar kumuh tersebut telah berubah

menjadi sebuah kota metropolitan. Menyandang prediket

termasuk negara yang terbersih di dunia, bersih

lingkungan dan bersih dari KKN. Aku bertanya-tanya

benarkah pulau tesebut menjadi telah bersih dari

kolusi dan korupsi? Sepertinya benar saat aku lihat

dan dengar berita. Dan aku bertanya lagi benarkah

pulau tersebut sebagai “biang kerok” pergolakan? saat

aku baca sejarah benar ..mmm…. apakah pulau tersebut

sudah bersih dari label “biang kerok” dan “pulau

setan”…?

*****

waktu terus bergerak ketika krisis 97 melanda negeri

tercinta, Pulau setan tersebut masih saja menjadi

“biang kerok”, tempat pialang-pialang saham

mengobok-ngobok pemerintahan Soeharto hingga tumbang,

tapi tidak orde barunya masih bermain di gelanggang.

Dari berita yang aku baca dia punya dosa-dosa merusak

susu sebelanga …. Setelah di tinggal Soehartao

Habibie naik. Ia sangat kesal sama penguasa pulau

Setan kerena tidak mau membantu Habibie yang butuh

dana untuk perbaikan ekonomi. Padahal Pialang-pialang

saham disana mandi uang hasil memeras ekonomi

Indonesia. Saking kesalnya habibie bilang pulau itu

“hanya sebuah titik merah”. Setelah itu Habibie juga

turun.

Kisah berlanjut giliran Gus Dur yang naik jadi

presiden. Presiden aneh yang bikin pusing orang-orang.

Seperti presiden-presiden sebelumnya Gus Dur

kewalahan. Masalah fulus…dia mau ambil alih BI yg

sebelumnya ketiban rejeki, tapi tidak berhasil

ya….sial juga Gus Dur. Mungkin karena pusing akhirnya

menghadap si tua bangka penguasa “pulau setan” biasa

minta fulus, dengan entengnya si tua bangka bilang”

apa sih yang kami punya, kami hanya negara kecil,

lagian ente udah mau jatuh juga”. Di bilang Seperti

Gus Dur gondok dengan amarah memuncak Gus dur bilang

pulau itu adalah “sebuah titik yang membahayakan etnis

melayu”. Setelah itu gusdur turun jabatan dengan

santai pakai celana hawai gusdur “Say bye” kepada para

pendukungnya.

Yah begitulah sumpah serapah ternyata tidak berhasil

melunakkan hati si tua bangka penguasa pulau setan

Akhirnya Mega naik, orangnya adem ayem saja di

jakarta, tapi di pulau setan itu mega marah-marah

sama Habibie, aku lupa setelah Mega jadi presiden atau

sebelum? wanita emang begitu, kalau lagi ada maunya

marah-marahin orang lain dulu, tak-tik merayu ….

nangis dulu… sudah itu…? tapi yang jelas Mama Mega

masih bertahan sampe sekarang.

Kata temanku yang belaga jadi peramal di pulau itu ada

berhala yang kalau disembah akan memberi berkah bagi

orang yang menjabat presiden di Indonesia, aku

bertanya berhala apa itu? Dia gak mau jawab. Aku heran

di jaman modern ini ternyata masih ada berhala. Aku

desak dia tetap gak mau jawab, aku desak terus

akhirnya dia mau tapi syaratnya jangan bilang

siapa-siapa. Setengah berbisik dia berkata“ berhala

kapitalisme global”, aku termangu-mangu sementara dia

berjalan ke arah warung beli rokok kali. Aku masih

mikir benar nggak sih berhala kapitalisme global di

“pulau setan “tsb? Aku pikir selama ini berhala

kapitalisme global adalah IMF jadi ada dua berhala

donk? atau ada berhala yang lebih besar lagi? Bikin

tambah bingung???

Bila ku renungkan lebih dalam ternyata benar kata

temanku…banyak sekali setan-setan kecil di negeri ini,

penghisap darah rakyat, seharusnya dikerangkeng tapi

bebas berkeliaran di pulau Setan, menyembah sang

berhala. Sementara pemerintahan negara ini tidak bisa

berbuat apa-apa. Di tangkap terus dilepaskan lagi,

Sedangkan ustadz yang hanya karena masalah Imigrasi

ditambah masa tahanannya. Dia bukan setan penghisap

darah rakyat indonesia, ceramahnya lembut, tulisannya

penuh makna mengisi lembaran halaman majalah-majalah

Islam, mengapa masih di kerangkeng? Pesan dari sang

berhala berhala itu? Atau untuk membuat marah

santri-santri yang sabar menyimpan dendam?

Sementara rakyat kecil terus saja begini, hidup dengan

biaya tinggi, menadahkan tangan untuk sesuap nasi,

bernyayi diatas metro mini, menjual tubuh untuk

ditiduri, ada yang mencopet ada yang mencuri….entahlah

….apa lagi

Zaman berubah negara ku masih saja begini.

Berita-berita yang aku baca menaikkan peringkat

negaraku keurutan lebih atas sebagai negara terkorup,

sementara pulau setan tersebut naik peringkatnya

menjadi keurutan atas negara terbersih. Presiden terus

berganti tapi tetap saja pemerintahan yang berkuasa

bebal. Orang-Orang baik yang punya kredibilitas tinggi

di singkirkan sementara orang-orang bermental penjilat

pesanan konglomerat di pasang. Dan rakyatnya sendiri

juga tolol(termasuk aku) umat Islam terbesar punya

partai-partai Islam bisanya cuma kumpul-kumpul...mana

solusi? .…ah sudahlah biarkan mereka menari-nari

sesuka hati sementara aku akan terus mencaki-maki

Di Harian Rakyat Merdeka Gus Dur berceloteh “di

sebuah hotel di pulau setan tersebut ada pertemuan

makan antara oknom pejabat dan kia NU kata sang oknum

akan ada peristiwa seperti kejadian Banyu

Wangi…benar…. terjadi pembunuhan kiai PKB ..tapi tak

hanya kiai aparat kodim juga kena bantai…iihh

ngeri…jangan lagi berhala di pulau setan tersebut

meminta tumbal, seperti zaman kakekku dulu meminta

tumbal di sumatera tengah dan sulawesi….

Sejenak mencoba merenung lagi, adakah nanti pemimpin

yang berani mengencingi pulau setan tersebut?

*************

Zaman telah berhasil membentuk satu label” pulau

setan” dan “pulau biang kerok”(aku yang kasih label

…setuju gak?) suatu pulau yang dulunya sebuah Bandar

kumuh menjadi sebuah negara yang kata berita adalah

“negara terbersih di asia” Tapi apakah zaman berhasil

menghapus label “biang kerok dan “setan” terhadap

pulau tsb? Jawab dong man..kok diam aja sih….?

Bagimana dengan Indonesia kapan penyakit zaman bernama

korupsi ini hilang dari bumi pertiwi ? Hanya zaman

yang tau. orang-orang yang bergerak di Zaman ini yang

menentukan.

Sementara detik terus berdetak menit perlahan

bergerak, ujung-ujung jarum jam itu tajam melukai,

membunuh bagai pedang,

Yang berlari kencang menang yang lambat tergilas

Yang kalah terengah yang menang pongah

200 juta lebih rakyat disuruh memilih …

MEMILIH APA???…YANG MANA???

(Falgent, hening malam Jakarta 6 desember 2003)

0 komentar:

Template by:
Free Blog Templates