Sabtu, 17 Januari 2009

PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA KARYA TULIS ILMIAH HARI DHARMA SAMUDERA TAHUN 2009

PENGUMUMAN PEMENANG LOMBA KARYA TULIS ILMIAH HARI DHARMA SAMUDERA TAHUN 2009

Dalam rangka memperingati Hari Dharma Samudera tahun 2009, Dinas Penerangan TNI AL (Dispenal) telah menyelenggarakan kegiatan Lomba Karya Tulis (LKT). LKT bertujuan untuk meningkatkan minat membaca dan menulis di kalangan Keluarga Besar TNI Angkatan Laut dan masyarakat umum. Lomba ini diikuti oleh 121 peserta, yang terdiri atas peserta dari kalangan anggota TNI AL beserta keluarga dan dari umum (mahasiswa/pelajar/umum).

Setelah melalui proses penjurian dan penilaian dapat ditentukan 6 peserta terbaik dari TNI AL dan 6 peserta terbaik dari umum. Adapun peserta terbaik dari TNI AL, adalah:

1. Mayor Laut (KH) Ir Muhammad Binsar, MM NRP 11197/P, pamen Diskumal dengan karyanya “Paradigma Era Baru Abad Millenium Teknologi Cybernet dan Cyberwar, Force Net dgn Strategik C51SR pd SSAT”, sebagai pemenang pertama (I) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 3.000.000, 00 (tiga juta rupiah) serta piagam penghargaan.

2. Mayor Laut (S) Yohanis Bassang, SE., M.Si NRP 11309/P, pamen Spamal dengan karyanya “Optimalisasi Pengamanan Selat Malaka Guna Mewujudkan Keamanan Di Asia Tenggara”, sebagai pemenang kedua (II) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) serta piagam penghargaan.

3. Mayor Laut (P) Teguh Prasetya NRP 12632/P, pamen Satfib Koarmabar dengan karyanya “Upaya Strategi Pertahanan Negara Dalam Menyikapi Sengketa Negeri Serumpun”, sebagai pemenang ketiga (III) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) serta piagam penghargaan.

4. Mayor Laut (KH) Martinus DAW, SS,SH,MAP NRP 11795/P, pamen Puspenerbal dengan karyanya “Kampungku Bajo Di Atas Karang Laut”, sebagai pemenang keempat (IV) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 700.00,00 (tujuh ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.

5. Sertu Mar M Syafrudin NRP 70979, Ba Dispen Kormar dengan karyanya “Upaya Pencegahan Kasus XXX Di Lingkungan TNI AL”, sebagai pemenang kelima (V) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 600.000 (enam ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.

6. Kapten Laut (P) Pendi Silalahi NRP 12874/P, Pama Satban Koarmabar dengan karyanya “Membangun Sistem Pertahanan Keamanan Negara Di Bidang Maritim Dengan Image Building”, sebagai pemenang keenam (VI) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.



Sementara peserta terbaik dari umum, adalah:

1. Muhyin mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, dengan karyanya “Penerapan Moving Antena Berbasis Propagasi Sinyal Bagi Kapal Perikanan Guna Menjaga Kekayaan Laut Di Wilayah Perairan Indonesia”, sebagai pemenang pertama (I) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 3.000.000,00 (tiga juta rupiah) serta piagam penghargaan.

2. Amelya Gustina Jl Mr Asaat No 50 A Bukittinggi Sumbar, dengan karyanya “Pemberantasan IUU (Illegal, Unreported and Regulated) Fishing”, sebagai pemenang kedua (II) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah) serta piagam penghargaan.

3. Florence E S Silalahi dan Muh Iftahul Jannah mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, dengan karyanya “Konsep Pengawasan Pulau Terluar Melalui Teknologi Spasial Sebagai Solusi Masalah Kemaritiman Di Indonesia”, sebagai pemenang ketiga (III) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah) serta piagam penghargaan.

4. Pande Ayu Naya Kasih Permatananda mahasiswa Universitas Udayana Bali, dengan karyanya “Optimalisasi Pemanfaatan Sumberdaya Alam Laut Indonesia secara Komprehensif dalam Menunjang Pembangunan Nasional Berkelanjutan”, sebagai pemenang keempat (IV) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 700.000,00 (tujuh ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.

5. Rivanli Azis mahasiswa Universitas Andalas Padang dengan karyanya “Strategi Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil Terluar Oleh Indonesia Sebagai Implementasi Negara Kepulauan”, sebagai pemenang kelima (V) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 600.000,00 (enam ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.

6. Anugerah Yuka Asmara mahasiswa Universitas Brawijaya Malang dengan karyanya “Model Two Flow Of Communication Dgn Feedback System, Strategi Meningkatkan Peran Aktif Masyarakat Guna Mendukung Tugas Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) Dlm Membangun Pertahanan Maritim Yg Tangguh Di Wil Negara Kesatuan Republik Indonesia”, sebagai pemenang keenam (VI) dan berhak atas hadiah tabanas sebesar Rp. 500.000,00 (lima ratus ribu rupiah) serta piagam penghargaan.


Penyerahan hadiah dan piagam bagi peserta terbaik I s/d III (anggota TNI AL dan umum) akan dilaksanakan pada Upacara Hari Dharma Samudera tgl. 15 Januari 2009. Sementara bagi peserta terbaik lainnya akan dikirim ke Kotama/Satker masing-masing. Peserta terbaik I s/d III hadir, militer pakaian PDU-I, peserta umum jas almamater.

posted @ Sunday, January 11, 2009 10:11 AM by dispenal

Senin, 12 Januari 2009

Email Dari Rasul

Email Dari Rasul
Publikasi 13/05/2003 10:23 WIB
eramuslim - Malam sudah cukup larut, namun mata ini masih tak bisa terpejam. Semua tugas-tugas kantor yang kubawa pulang sudah selesai, tak lupa kusediakan setengah jam sebelum pukul 23.00 untuk membalas beberapa email yang baru sempat terbaca malam ini. Nyaris saja kupilih menu ‘shut down’ setelah sebelumnya menutup semua jendela di layar komputer, tiba-tiba muncul alert yahoo masuknya email baru. “You have 1 new message(s)...”. Seperti biasanya, aku selalu tersenyum setiap kali alert itu muncul, karena sudah bisa diduga, email itu datang dari orang-orang, sahabat, saudara, kerabat, intinya, aku selalu senang menunggu kabar melalui email dari mereka. Tapi yang ini ... Ooopss ... ini pasti main-main ... disitu tertulis “From: Muhammad Rasul Allah”
Walaupun sudah seringkali menerima junkmail atau beraneka spam, namun kali ini aku tidak menganggapnya sebagai email sampah atau orang sedang main-main denganku. Maklum, meski selama ini sering sekali teman-teman yang ‘ngerjain’, tapi kali ini, sekonyol-konyolnya teman-teman sudah pasti tidak ada yang berani mengatasnamakan Rasulullah Saw. Maka dengan hati-hati, kuraih mouse-ku dan ... klik ...
“Salam sejahtera saudaraku, bagaimana khabar imanmu hari ini ...
Kebaikan apa yang sudah kau perbuat hari ini, sebanyak apa perbuatan dosamu hari ini ...”
Aku tersentak ... degub didada semakin keras, sedetik kemudian, ritmenya terus meningkat cepat. Kuhela nafas dalam-dalam untuk melegakan rongga dada yang serasa ditohok teramat keras hingga menyesakkan. Tiga pertanyaan awal dari “Rasulullah” itu membuatku menahan nafas sementara otakku berputar mencari dan memilih kata untuk siap-siap me-reply email tersebut. Barisan kalimat “Rasulullah” belum selesai, tapi rasanya terlalu berat untuk melanjutkannya. Antara takut dan penasaran bergelut hingga akhirnya kuputuskan untuk membacanya lagi.
“Cinta seorang ummat kepada Rasulnya, harus tercermin dalam setiap perilakunya. Tidak memilih tempat, waktu dan keadaan. Karena aku, akan selalu mencintai ummatku, tak kenal lelah. Masihkah kau mencintaiku hari ini?”
Air menetes membasahi pipiku, semakin kuteruskan membaca kalimat-kalimatnya, semakin deras air yang keluar dari sudut mataku.
“Pengorbanan seorang ummat terhadap agamanya, jangan pernah berhenti sebelum Allah menghendaki untuk berhenti. Dan kau tahu, kehendak untuk berhenti memberikan pengorbanan itu, biasanya seiring dengan perintah yang diberikan-Nya kepada Izrail untuk menghentikan semua aktifitas manusia. Sampai detik ini, pernahkah kau berkorban untuk Allah?”.
Kusorot ketengah halaman ....
“Sebagai Ayah, aku contohkan kepada ummatku untuk menyayangi anak-anak mereka dengan penuh kasih. Kuajari juga bagaimana mencintai istri-istri tanpa sedikit melukai perasaannya, sehingga kudapati istri-istriku teramat mencintaiku atas nama Allah. Aku tidak pernah merasakan memiliki orangtua seperti kebanyakan ummatku, tapi kepada orang-orang yang lebih tua, aku sangat menghormati, kepada yang muda, aku mencintai mereka. Sudahkah hari ini kau mencium mesra dan membelai lembut anak-anakmu seperti yang kulakukan terhadap Fatimah? Masihkah panggilan sayang dan hangat menghiasi hari-harimu bersama istrimu? Sudahkah juga kau menjadi pemimpin yang baik untuk keluargamu, seperti aku mencontohkannya langsung terhadap keluargaku?.
Satu hentakkan pagedown lagi ...
“Aku telah memberi contoh bagaimana berkasih sayang kepada sesama mukmin, bersikap arif dan bijak namun tegas kepada manusia dari golongan lainnya, termasuk menghormati keberadaan makhluk lain dimuka bumi. Saudaraku ...”
Cukup sudah. Aku tak lagi sanggup meneruskan rentetan kalimatnya hingga habis. Masih tersisa panjang isi email dari Rasulullah, namun baru yang sedikit ini saja, aku merasa tidak kuat. Aku tidak sanggup meneruskan semuanya karena sepertinya Rasulullah sangat tahu semua kesalahan dan kekuranganku, dan jika kulanjutkan hingga habis, yang pasti semuanya tentang aku, tentang semua kesalahan dan dosa-dosaku.
Kuhela nafas panjang berkali-kali, tapi justru semain sesak. Tiba-tiba pandanganku menjadi gelap, entah apa yang terjadi. Sudah tibakah waktuku? Padahal aku belum sempat me-reply email Rasulullah itu untuk memberitahukan kepada beliau bahwa aku tidak akan menjawab semua emailku dengan kata-kata. Karena aku yakin, Rasul lebih senang aku memperbaiki semua kesalahanku hari ini dan hari-hari sebelumnya, dari pada harus bermanis-manis mengumbar kata memikat hati, yang biasanya tak berketerusan dengan amal yang nyata.
Pandanganku kini benar-benar gelap, pekat sampai tak ada lagi yang bisa terlihat. Hingga ... nit... nit... alarm jam tanganku berbunyi. 00.00 WIB. Ah, kulirik komputerku, kosong, kucari-cari email dari Rasulullah di inbox-ku. Tidak ada. Astaghfirullaah, mungkinkah Rasulullah manusia mulia itu mau mengirimi ummatnya yang belum benar-benar mencintainya ini sebuah email? Ternyata aku hanya bermimpi, mungkin mimpi yang berangkat dari kerinduanku akan bertemu Rasul Allah. Tapi aku merasa berdosa telah bermimpi seperti ini. Tinggal kini, kumohon ampunan kepada Allah atas kelancangan mimpiku. Wallahu ‘a’lam bishshowaab (Bayu Gautama)

Konvensi Iblis dan Setan

Konvensi Iblis dan Setan
Dalam suatu konvensi iblis dan syaitan dikatakan: "Kita tidak dapat melarang kaum muslim ke masjid, kita tidak dapat melarang mereka membaca Al-Qur'an dan mencari kebenaran, bahkan kita tidak dapat melarang mereka mendekatkan diri dengan Tuhan mereka Allah dan Pembawa risalah-Nya Muhammad. Pada saat mereka melakukan hubungan dengan Allah, maka kekuatan kita akan lumpuh."

"Oleh sebab itu, biarkanlah mereka pergi ke Masjid; biarkan mereka tetap melakukan kesukaan mereka, TETAPI CURI WAKTU MEREKA, sehingga Mereka tidak lagi punya waktu untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah".

"Inilah yang akan kita lakukan," kata iblis. "Alihkan perhatian mereka dari usaha meningkatkan kedekatannya kepada Allah dan awasi terus kegiatannya sepanjang hari!".

"Bagaimana kami melakukannya?" tanya para hadirin yaitu iblis dan syaitan.

“Sibukkan mereka dengan hal-hal yang tidak penting dalam kehidupan mereka, dan ciptakan tipudaya untuk menyibukkan fikiran mereka," jawab sang iblis "Rayu mereka agar suka BELANJA, BELANJA, DAN BELANJA, SERTA BERHUTANG, BERHUTANG, DAN BERHUTANG".

"Bujuk para istri untuk bekerja di luar rumah sepanjang hari dan para suami bekerja 6 sampai 7 hari dalam seminggu, 10 - 12 jam seminggu, sehingga mereka merasa bahwa hidup ini sangat kosong. Jangan biarkan mereka menghabiskan waktu bersama anak-anak mereka."

"Jika keluarga mereka mulai tidak harmonis, maka mereka akan merasa bahwa rumah bukanlah tempat mereka melepaskan lelah sepulang dari bekerja. Dorong terus cara berfikir seperti itu sehingga mereka tidak merasa ada ketenangan di rumah."

"Pikat mereka untuk membunyikan radio atau kaset selama mereka berkendaraan. Dorong mereka untuk menyetel TV, VCD, CD dan PC di rumah. Sepanjang hari. Bunyikan musik terus menerus di semua restoran maupun toko2 di dunia ini."

"Hal ini akan mempengaruhi fikiran mereka dan merusak hubungan mereka dengan Allah dan Rasul-Nya" "Penuhi meja-meja rumah mereka dengan majalah-majalah dan tabloid. Cekoki mereka dengan berbagai berita dan gosip selama 24 jam sehari."

"Serang mereka dengan berbagai iklan-iklan di jalanan. Banjiri kotak surat mereka dengan informasi tak berguna, katalog-katalog, undian-undian , tawaran-tawaran dari berbagai macam iklan.”

"Muat gambaran wanita yang cantik itu adalah yang langsing dan berkulit mulus di majalah dan TV, untuk menggiring para suami berfikir bahwa PENAMPILAN itu menjadi unsur terpenting, sehingga membuat para suami tidak tertarik lagi pada istri-istri mereka"

"Buatlah para istri menjadi sangat letih pada malam hari, buatlah mereka sering sakit kepala. Jika para istri tidak memberikan cinta yang diinginkan sang suami, maka akan mulai mencari di luaran. Hal inilah yang akan mempercepat retaknya sebuah keluarga."

"Terbitkan buku-buku cerita untuk mengalihkan kesempatan mereka untuk mengajarkan anak-anak mereka akan makna shalat."

"Sibukkan mereka sehingga tidak lagi punya waktu untuk mengkaji bagaimana Allah menciptakan alam semesta. Arahkan mereka ke tempat-tempat hiburan, fitness, pertandingan-pertandingan, konser musik dan bioskop."

"Buatlah mereka menjadi SIBUK, SIBUK, DAN SIBUK. Perhatikan, jika mereka jumpa dengan orang shaleh, bisikkan gosip-gosip dan percakapan tidak berarti, sehingga percakapan mereka tidak berdampak apa-apa.”

"Isi kehidupan mereka dengan keindahan-keindahan semu yang akan membuat mereka tidak punya waktu untuk mengkaji kebesaran Allah. Dan dengan segera mereka akan merasa bahwa keberhasilan, kebaikan/kesehatan keluarga adalah merupakan hasil usahanya yang kuat (bukan atas izin Allah)." "Pasti berhasil, pasti berhasil, rencana yang bagus."

Iblis dan syaitan kemudian pergi dengan penuh semangat melakukan tugas membuat muslim menjadi lebih sibuk, lebih kalang kabut, dan senang hura-hura. Dan hanya menyisakan sedikit saja waktu buat Allah Sang Pencipta. Tidak lagi punya waktu untuk bersilaturahmi dan saling mengingatkan akan allah dan rasulnya. Sekarang pertanyaan saya adalah, apakah rencana iblis ini akan berhasil ???

ANDALAH YANG MENENTUKAN..

Demokrasi adalah Syura

Ada yang Berpendapat bahwa Demokrasi adalah Syura.Yusuf Al-Qaradhawi belum merasa puas dengan ajakannya untuk mencintai ahli kitab dan non Muslim lainnya dengan seurannya untuk melakukan pendekatan dengan mereka.Bahkan dia banyak menghiasi otaknya dengan pemikiran orang-orang kafir yang membinasakannya,yang sengaja dibuat untuk menghancurkan Islam dan pemeluknya,diantaranya peikiran tersebut adalah “demokrasi”
Demokrasi merupakan salah satu dari tipu muslihat orang-orang Yahudi dan Nashara serta meruapakan salah satu rekayasa dan makar mereka.Walaupun demikian,Yusuf Al-Qaradhawi ini memberikan nama bahwa itu (demokrasi) adalah siyasah syar’iyah dan juga salah satu bab yang luas dalam fikih Islam.Ia juga mengatakan bahwa demokrasi dan syura adalah dua sisi mata uang yang tak mungkin pisah.Inilah perkataannya.
Demokrasi mencakup kebebasan-kebebasan dan metode-metode untuk meruntuhkan para penguasa yang tirani,demokrasi juga adalah siyasah syar’iyah uyang pembahasannya sangat luas dalam fikih Islam.Demokrasi dan Syura adalah dua sisi mata uang yang tidak mungkin pisah.(Harian Asy-Syarq edisi 2719,25 Agustus 1995M).
Lihatlah para pembaca,bagaimana dia menghiasi kebatilan dan menyelubungi kebohongan dan kedustaan dengan baju Islam.Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah sedangkan dia diajak kepada agama Islam? [Surat Ash-Shaff:7]
Untuk menjelaskan kebatilan ini saya (Ahmad bin Muhammad) katakan padanya:
Pertama: Perkataanmu bahwa demokrasi adalah siyasah syar’iyah dan salah satu bab yang luas dalam fikih Islam,ini suatu masalah yang setanmu pun tidak bisa membantumu untuk bisa mendatangkan dalil dari Al Qur’an dan AsSunnah.Karena suatu perkara akan disebut sebagai suatu yang syar’I bila bersumber dari Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam .Sedangkan demokrasi itu tidak bersumber kepada keduanya.Bahkan demokrasi itu bersumber dan muncul dari negara kafir.
Permasalahan demokrasi ini akan semakin jelas,jika mengetahui maknanya, kita tidak akan merujuk kepada Lisanul Arab dan juga (tidak) AshShihah untuk membahasnya.Namun kita akan melihat demokrasi ini kepada yang membuatnya,karena si empunya rumah lebih paham tentang isi rumahnya.Demokrasi berasal dari bahasa Yunani dan tersusun dari 2 lafal.Lafal pertama adalah DEMO yang bermakna rakyat atau penduduk,sedangkan lafal kedua KRASI berasal dari kata KRATIA yang berarti aturan hukum atau kekuasaan.Dua kata Yunani itu jika digabung menjadi DEMOKRATIA yang berarti pemerintahan dari pihak rakyat.[As-Syuura Laa AdDEMOKRATIyyah,hal 34].
Dari kamus milik para pemuja demokrasi,yaitu kamus Collins cetakan London 1979,disebutkan bahwa makna demokrasi adalah hukum dengan perantara rakyat atau yang mewakilinya.[lih.Ad DEMOKRATIyyah wa mauqifil Islami minha]
Jadi ,demokrasi adalah hukum dari rakyat untuk rakyat sendiri.Hal ini sangat bertentangan dengan Al Qur’an karena didalam syariat Islam hukum hanya milik Allah dan rakyat tidak mempunyai hukum dan juga yang mewakilinya.Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
..Hukum itu hanyalah kepunyaan Allah.Dia telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia.[Surat Yusuf:40]
Dan Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman kepada RasulNya:
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, ..[surat Al Maaidah:49]
Allah telah menjelaskan dalam 2 ayat ini bahwa hukum itu tidak menjadi milik rakyat dan juga wakilnya di parlemen.Dan Allah Subhanahu wa ta'ala memerintahkan RasulNya untuk memutuskan perkara diantara manusia dengan apa yang Allah turunkan berupa syariat.Maka ,bagaimana mungkin demokrasi disebut siyasah syar’iyah, padahal demokrasi pada dsarnya itu bertentangan dengan syariat Islam

Perkataan Qaradhawi:”Demokrasi dan Syura adalah 2 sisi mata uang yang tak mungkin pisah,”……ucapan ini adalah pengkaburan dan merupakan tipuan,karena diantara demokrasi dan syura ada perbedaan-perbdaan yang mendasar laksana langit dan bumi.Perhatikan perbedaan-perbedaan itu:
Syura adalah aturan Ilahi,sedangkan demokrasi merupakan aturan orang-orang kafir.
Syura dipandang sebagai bagian dari agama,sedangkan demokrasi adalah aturan tersendiri.
Di dalam Syura ada orang-orang yang berakal,yaitu ahlul halli wal ‘aqdi (yang berhak bermusyawarah) dari kalangan ualama,ahli fiqih, dan orang-orang yang mempunyai kemampuan spesialisasidan pengetahuan.Merekalah yang mempunyai kapabilitas untuk menentukan hukum yang disodorkan kepada merka dengan hukum syariat Islam.Sedangkan aturan demokrasi meliputi orang-orang yang didalamnya seluruh rakyat,sampai yang bodoh dan pandir sekalipun.
Dalam aturan demokrasi semua orang sama posisinya,misalnya orang alim dan bertakwa sama posisinya dengan seorang pelacur,orang shalih sama derajatnya dengan orang yang bejad,dll.Sedangkan dalam syura maka itu terjadi,akan tetapi semua diposisikan secara proporsional.Allah Subhanahu wa ta'ala berfriman:
Maka apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)? [35] Mengapa kamu (berbuat demikian): bagaimanakah kamu mengambil keputusan? [36] [Surat Al Qalam:35-36]
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman:
Maka apakah orang yang beriman seperti orang yang fasik (kafir)? Mereka tidak sama.[Surat AsSajdah:18]
Para pembaca yang budiman;yang telah disebutkan tadi adalah petunjuk singkat bahwa apa yang terkandung dalam demokrasi adalah kebatilan dan kekufuran serta kelacutan.Bila hakikat demokrasi telah jelas dan gamblang bagi kita,maka lebih mungkar lagi ketika kita mendengar seseorang berkata:
”Sesungguhnya demokrasi itu berasal dari Islam atau dari syariat Islam” atau
“bahwa syura dan demokrasi adalah dua sisi mata uang”, atau juga
“bahwa Islam adalah aturan demokrasi atau demokrasi Islami”
atau juga nama-nama lainnya seperti mencampuradukkan antara kalimat kebenaran yakni Islam, dengan kalimat batil yaitu Demokrasi.Hingga istilah demokrasi ini seolah-olah dari Islam karena seringnya didengar.
Kami ingin menulis kata ganti dari “demokrasi dengan kata yang sinonim dengannya sesuai dengan standar dalam Islam, yaitu :HUKUM THAGHUT atau HUKUM JAHILIYAH.Dengan demikian maka ungkapan tadi menjadi begini:
”Hukum thaghut atau hukum jahiliiyah dari Islam” , atau
“Islam adalah aturan thaghut atau jahiliyyah”, ataupun
“Jahiliyah Islam”, atau juga
“Hukum thaghut/jahiliyyah dari Syariat Islam”.
Maka apakah mungkin seorang muslim menerima ucapan-ucapan ini??? Atau apakah mungkin ini ucapan seperti ini keluar dari seorang lelaki yang paham dan berakal terhadap apa yang dikatakannya? Jawabannya TENTU TIDAK!!.[lih. Haqiqat Ad Demokratiyyah :Muhammad Syakir Syarif ,dengan tambahan]
Para pembaca yang budiman; setelah mengetahui hakikat demokrasi dan betapa jauhnya dari Islam,maka tidak aneh lagi kalau Yusuf Al Qaradhawi mengaitkannya dengan syura yang Islam.Sesungguhnya dia dan kelompoknnya menjadikan Islam hanya sekadar baju untuk melidungi setiap pemikiran dan tujuannya yang batil.[]

Judul asli : Raf’ul Litsaam ‘an Mukhaalafatil Qaradhaawi Li Syariatil Islam
Penulis : Ahmad bin Muhammad bin Manshur Al ‘Udaini Al Yamani
Edisi Indonesia : MEMBONGKAR KEDOK AL-QARADHAWI
Bukti-bukti Penyimpangan Yusuf Al Qaradhawi dari Syariat Islam
Penerjemah : Abu Muqbil Ahmad Yuswaji,Lc & Ibnu Rokhy,Lc
Penyunting : Tim Kerja Masyarakat Belajar Depok
Muraja’ah : Ustadz Ja’far Shalih
Penerbit : Masyarakat Belajar Depok
Cetakan : 1Rabi’ul akhir 1424H/Juni 2003

Umar Bin Khattab bertemu Uskup Sophronius

Umar Bin Khattab bertemu Uskup Sophronius
Berita kedatangan bala bantuan kepada pasukan Muslim yang tengah mengepung kota membuat pasukan dan warga Kristen dan Yahudi yang berdiam di dalam kota menjadi ciut. Mengingat kedudukan Yerusalem sebagai kota suci, sebenarnya pasukan Muslim enggan menumpahkan darah di kota itu. Sementara kaum Kristen yang mempertahankan kota itu juga sadar mereka tidak akan mampu menahan kekuatan pasukan Muslim. Menyadari memperpanjang perlawanan hanya akan menambah penderitaan yang sia-sia bagi penduduk Yerusalem, maka Patriarch Yerusalem, Uskup Agung Sophronius mengajukan perjanjian damai. Permintaan itu disambut baik Panglima Amru bin Ash, sehingga Yerusalem direbut dengan damai tanpa pertumpahan darah setetespun.

Walaupun demikian, Uskup Agung Sophronius menyatakan kota suci itu hanya akan diserahkan ke tangan seorang tokoh yang terbaik di antara kaum Muslimin, yakni Khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu. Sophronius menghendaki agar Amirul Mukminin tersebut datang ke Yerusalem secara pribadi untuk menerima penyerahan kunci kota suci tersebuit. Biasanya, hal ini akan segera ditolak oleh pasukan yang menang. Namun tidak demikian yang dilakukan oleh pasukan Muslim. Bisa jadi, warga Kristen masih trauma dengan dengan peristiwa direbutnya kota Yerusalem oleh tentara Persia dua dasawarsa sebelumnya di mana pasukan Persia itu melakukan perampokan, pembunuhan, pemerkosaan, dan juga penajisan tempat-tempat suci. Walau orang-orang Kristen telah mendengar bahwa perilaku pasukan kaum Muslimin ini sungguh-sungguh berbeda, namun kecemasan akan kejadian dua dasawarsa dahulu masih membekas dengan kuat. Sebab itu mereka ingin jaminan yang lebih kuat dari Amirul Mukminin.

Panglima Abu Ubaidah memahami psikologis penduduk Yerusalem tersebut. Ia segera meneruskan permintaan tersebut kepada Khalifah Umar r.a. yang berada di Madinah. Khalifah Umar segera menggelar rapat Majelis Syuro untuk mendapatkan nasehatnya. Utsman bin Affan menyatakan bahwa Khalifah tidak perlu memenuhi permintaan itu karena pasukan Romawi Timur yang sudah kalah itu tentu akhirnya juga akan menyerahkan diri. Namun Ali bin Abi Thalib berpandangan lain. Menurut Ali, Yerusalem adalah kota yang sama sucinya bagi umat Islam, Kristen, dan Yahudi, dan sehubungan dengan itu, maka akan sangat baik bila penyerahan kota itu diterima sendiri oleh Amirul Mukminin. Kota suci itu adalah kiblat pertama kaum Muslimin, tempat persinggahan perjalanan Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Salam pada malam hari ketika beliau ber-isra' dan dari kota itu pula Rasulullah ber-mi'raj. Kota itu menyaksikan hadirnya para anbiya, seperti Nabi Daud, Nabi Sulaiman, dan Nabi Isa. Umar akhirnya menerima pandangan Ali dan segera berangkat ke Yerusalem. Sebelum berangkat, Umar menugaskan Ali untuk menjalankan fungsi dan tugasnya di Madinah selama dirinya tidak ada.

Kepergian Khalifah Umar hanya ditemani seorang pelayan dan seekor unta yang ditungganginya bergantian. Ketika mendekati Desa Jabiah di mana panglima dan para komandan pasukan Muslim telah menantikannya, kebetulan tiba giliran pelayan untuk menunggang unta tersebut. Pelayan itu menolak dan memohon agar khalifah mau menunggang hewan tersebut. Tapi Umar menolak dan mengatakan bahwa saat itu adalah giliran Umar yang harus berjalan kaki. Begitu sampai di Jabiah, masyarakat menyaksikan suatu pemandangan yang amat ganjilyang belum pernah terjadi, ada pelayan duduk di atas unta sedangkan tuannya berjalan kaki menuntun hewan tunggangannya itu dengan mengenakan pakaian dari bahan kasar yang sangat sederhana. Lusuh dan berdebu, karena telah menempuh perjalanan yang amat jauh.

Di Jabiah, Abu Ubaidah menemui Khalifah Umar. Abu Ubaidah sangat bersahaya, mengenakan pakaian dari bahan yang kasar. Khalifah Umar amat suka bertemu dengannya. Namun ketika bertemu dengan Yazid bin Abu Sofyan, Khalid bin Walid, dan para panglima lainnya yang berpakaian dari bahan yang halus dan bagus, Umar tampak kurang senang karena kemewahan amat mudah menggelincirkan orang ke dalam kecintaan pada dunia.

Kepada Umar, Abu Ubaidah melaporkan kondisi Suriah yang telah dibebaskannya itu dari tangan Romawi Timur. Setelah itu, Umar menerima seorang utusan kaum Kristen dari Yerusalem. Di tempat itulah Perjanjian Aelia (istilah lain Yerusalem) dirumuskan dan akhirnya setelah mencapai kata sepakat ditandatangani. Berdasarkan perjanjian Aelia itulah Khalifah Umar r.a. menjamin keamanan nyawa dan harta benda segenap penduduk Yerusalem, juga keselamatan gereja, dan tempat-tempat suci lainnya. Penduduk Yerusalem juga diwajibkan membayar jizyah bagi yang non-Muslim. Barang siapa yang tidak setuju, dipersilakan meninggalkan kota dengan membawa harta-benda mereka dengan damai. Dalam perjanjian itu ada butir yang merupakan pesanan khusus dari pemimpin Kristen yang berisi dilarangnya kaum Yahudi berada di Yerusalem. Ketentuan khusus ini berangsur-angsur dihapuskan begitu Yerusalem berubah dari kota Kristen jadi kota Muslim.

Perjanjian Aeliasecara garis besar berbunyi: "Inilah perdamaian yang diberikan oleh hamba Allah 'Umar, Amirul Mukminin, kepada rakyat Aelia: dia menjamin keamanan diri, harta benda, gereja-gereja, salib-salib mereka, yang sakit maupun yang sehat, dan semua aliran agama mereka. Tidak boleh mengganggu gereja mereka baik membongkarnya, mengurangi, maupun menghilangkannya sama sekali, demikian pula tidak boleh memaksa mereka meninggalkan agama mereka, dan tidak boleh mengganggu mereka. Dan tidak boleh bagi penduduk Aelia untuk memberi tempat tinggal kepada orang Yahudi."

Setelah itu, Umar melanjutkan perjalanannya ke Yerusalem. Lagi-lagi ia berjalan seperti layaknya seorang musafir biasa. Tidak ada pengawal. Ia menunggang seekor kuda yang biasa, dan menolak menukarnya dengan tunggangan yang lebih pantas.

Di pintu gerbang kota Yerusalem, Khalifah Umar disambut Patriarch Yerusalem, Uskup Agung Sophronius, yang didampingi oleh pembesar gereja, pemuka kota, dan para komandan pasukan Muslim. Para penyambut tamu agung itu berpakaian berkilau-kilauan, sedang Umar hanya mengenakan pakaian dari bahan yang kasar dan murah. Sebelumnya, seorang sahabat telah menyarankannya untuk mengganti dengan pakaian yang pantas, namun Umar berkata bahwa dirinya mendapatkan kekuatan dan statusnya berkat iman Islam, bukan dari pakaian yang dikenakannya. Saat Sophronius melihat kesederhanaan Umar, dia menjadi malu dan mengatakan, "Sesungguhnya Islam mengungguli agama-agama manapun."

Di depan The Holy Sepulchure (Gereja Makam Suci Yesus), Uskup Sophronius menyerahkan kunci kota Yerusalem kepada Khalifa Umar r.a. Setelah itu Umar menyatakan ingin diantar ke suatu tempat untuk menunaikan shalat. Oleh Sophronius, Umar diantar ke dalam gereja tersebut. Umar menolak kehormatan itu sembari mengatakan bahwa dirinya takut hal itu akan menjadi preseden bagi kaum Muslimin generasi berikutnya untuk mengubah gereja-gereja menjadi masjid. Umar lalu dibawa ke tempat di mana Nabi Daud Alaihissalam konon dipercaya shalat dan Umar pun shalat di sana dan diikuti oleh umat Muslim. Ketika orang-orang Romawi Bizantium menyaksikan hal tersebut, mereka dengan kagum berkata, kaum yang begitu taat kepada Tuhan memang sudah sepantasnya ditakdirkan untuk berkuasa. "Saya tidak pernah menyesali menyerahkan kota suci ini, karena saya telah menyerahkannya kepada ummat yang lebih baik ...," ujar Sophronius.

Umar tinggal beberapa hari di Yerusalem. Ia berkesempatan memberi petunjuk dalam menyusun administrasi pemerintahan dan yang lainnya. Umar juga mendirikan sebuah masjid pada suatu bukit di kota suci itu. Masjid ini sekarang disebut sebagai Masjid Umar. Pada upacara pembangunan masjid itu, Bilal r.a. - bekas budak berkulit hitam yang sangat dihormati Khalifah Umar melebihi dirinya - diminta mengumandangkan adzan pertama di bakal tempat masjid yang akan didirikan, sebagaimana adzan yang biasa dilakukannya ketika Rasulullah masih hidup. Setelah Rasulullah saw wafat, Bilal memang tidak mau lagi mengumandangkan adzan. Atas permintaan Umar, Bilal pun melantunkan adzan untuk menandai dimulainya pembangunan Masjid Umar. Saat Bilal mengumandangkan adzan dengan suara yang mendayu-dayu, Umar dan kaum Muslimin meneteskan air mata, teringat saat-saat di mana Rasulullah masih bersama mereka. Ketika suara adzan menyapu bukit dan lembah di Yerusalem, penduduk terpana dan menyadari bahwa suatu era baru telah menyingsing di kota suci tersebut.[]

Dikutip dari Knights Templar Knights of Christ, yang ditulis Rizki Ridyasmara, diterbitkan oleh Pustaka Kautsar, 2006.

Yang Tidak Diungkap The Da Vinci Code

Yang Tidak Diungkap The Da Vinci Code
Ini adalah prolog yang ditulis Rizki Ridyasmara, dalam bukunya Knights Templar Knights Of Christ, yang diterbitkan oleh Pustaka Kautsar tahun 2006.

MISTERI. Mungkin hanya ini, satu kata, yang dapat menggambarkan apa yang telah dipaparkan Dan Brown dalam novel setebal lebih dari 600 halaman bernama The Da Vinci Code. Walau banyak kalangan menyebut buku buku kedua dalam trilogy-thriller Brown ini (Angel & Demon, The Davinci Code, dan Solomon Key) mengungkap peranan Biarawan Sion, namun ada bentangan-bentangan besar yang jelas yang dipaparkan secara amat rapi oleh penulis dari Exeter, New Hamsphire, AS, ini kepada pembacanya.

Bagai sebuah sapu lidi yang begitu liat dan kuat justru karena terdiri dari banyak unsur, demikian pula The Davinci Code.Ramuan unsur dan fakta sejarah ilmiah yang begitu hebat telah diracik oleh seorang Brown sehingga menuai pujian di banyak tempat dan kecaman pedas di tempat lainnya. Sejarah dan kehidupan memang selalu berjalan dialektis, ada hitam, ada putih, rendah dan tinggi, hingga akhir zaman. Demikian pula dengan wajah Sang Monalisa karya Leonardo Da Vinci, yang menyatukan sisi feminis dan maskulinnya dari sisi-sisinya.

Unsur seperti apakah yang menyusun novel kontroversial namun mencerahkan itu sehingga sungguh-sungguh menjadi karya yang kuat, sampai Gereja Katolik harus menghadapinya dengan serius dan mengerahkan penulis-penulis terbaiknya? Di bawah inilah sejumlah paparan Dan Brown yang di nilai telah “menyengat dan mengguncangkan kepercayaan dalam tradisi Kristen yang telah berusia 2000 tahun”.

Biarawan Sion (Priory of the Sion). Ini adalah organisasi bawah tanah yang paling misterius di dunia yang bersumber dari satu kelompok persaudaraan para petinggi Yahudi yang menyembah dewa-dewi dan iblis, yang mengejawantah dalam bentuk kepercayaan paganisme Mesir kuno bernama Kabbalah. Dari dirinya kemudian lahir The Knight Templar yang juga penuh diselimuti kabut misteri. Lalu dari Ksatria Templar yang melegenda dalam Perang Salib, lahir pula berbagai organisasi bawah tanah yang juga misterius bernama Freemason, Rosicrusian, dan sebagainya. Keberadaan Biarawan Sion tidaklah bena-benar akan bisa mengguncang keimanan seorang Kristen jika tidak dikaitkan dengan misi utamanya dalam menjaga The Holy Grail, cawan suci yang diyakini pernah menampung darah Yesus Kristus ketika disalib, yang oleh Brown-berdasarkan riset yang panjang dan serius merupakan simbolisasi dari diri seorang Maria Magdalena.

Maria Magdalena, oleh tradisi Kristen selama ini dikenal sebagai perempuan murahan, pelacur, namun oleh Brown dianggap sebagai Sang Putri terpilih, istri dari Yesus, yang di dalam rahimnya mewarisi The Holy Blood,darah keturunan suci suaminya yang tak lain adalah Yesus Kristus. Brown meyakini, lewat Maria Magdalena inilah Yesus sesungguhnya mempunyai anak keturunan yang garisnya masih ada hingga sekarang, yang dikenal sebagai Dinasti Merovingian yang pernah hidup di Perancis Selatan. Di daerah ini hingga sekarang memang dikenal sebagai daerah yang tidak terlalu tunduk pada Vatikan, namun memiliki ritus-ritus yang begitu kental memuja Maria Magdalena. Perang Salib Albigensian, perang suci yang dilancarkan Vatikan untuk membasmi umat Kristen Kathari juga berlangsung disini dan lukanya masih dirasakan penduduk asli disana.

Brown percaya, tugas utama Biarawan Sion adalah menjaga garis darah keturunan Yesus, hingga mengantarkannya kembali bertahta sebagai Raja Pendeta yang berkuasa di Yerusalem.

Hipotesis ini terang menyengat kalangan Kristen karena dalam tradisi kekristenan yang telah dipelihara dari generasi ke generasi, dogma pokok dan paling inti adalah kepercayaan tentang kebangkitan Yesus (resurrection). Menurut dogma ini setelah mati di tiang salib dan bangkit dari makamnya menuju langit, Yesus akan bangkit kembali (The Second Coming) pada hari ketiga untuk menebus dosa umat manusia. Dalam Bible Perjanjian Baru disebutkan, bahwa saksi pertama kebangkitan Yesus - yang menyaksikan kubur Yesus kosong - adalah seorang wanita bernama Maria Magdalena. Jika dasar kepercayaan ini dibongkar, maka dengan sendirinya runtuhlah agama Kristen.

Paul Young, dalam Christianity, menulis, bahwa tanpa ‘resurrection’, maka tidak ada ‘kekristenan’. Ibarat poongan-potongan gambar (puzzle), maka jika resurrection dibuang, puzzle itu tidak akan pernah membentuk apa yang disebut sebagai Christianity. “We can not remove a portion of the Christian jigsaw labelled ‘resurrection’ and leave anything which is recognizable as Christian faith. Subtract the resurrection and you destroy the entire picture.”

Dogma inti inilah yang dianggap kalangan Kristen dicoba dihancurkan oleh The Da Vinci Code. Betapa tidak, dalam novel ini, digambarkan bahwa sebelum disalib, Yesus sebenarnya sempat mengawini Maria Magdalena dan mewariskan Gerejanya kepada Maria Magdalena, bukan kepada Saint Peter yang selama ini dipercaya dalam dogma Kristiani sebagai pewaris Yesus dan kemudian mendirikan Gereja Katolik di Roma (bukan di Yerusalem tempat kelahiran Yesus). Bahkan, dari hasil perkawinannya tersebut, Yesus punya keturunan yang takut dikejar-kejar murid-murid Yesus dan penguasa Romawi lainnya maka ia bersama ibundanya melarikan diri ke Perancis dan mendirikan sebuah gereja. Gereja ini masih berdiri hingga sekarang dan berada di Rennes-le-Chateau, di kaki gunung Pyrennes, selatan Perancis. Rahasia ini masih tetap dipegang dan disimpan dengan sangat ketat.

Selama ratusan tahun itu pula, Gereja Katolik berusaha memburu para penganut Gereja Maria Magdalena dan membantai anak keturunan Yesus yang dikhawatirkan mengancam hegemoni dan kekuasaan Gereja Katolik dan gereja-gereja Kristen lainnya yang mengakui Yesus sebagai Tuhan.

Selain itu, The Da Vinci Code secara meyakinkan juga berhasil membangun pencitra-burukan Tahta Suci Vatikan lewat paparan yang lugas bahwa Vatikan - Paus Paulus II - selama ini telah mendukung aktivitas Opus Dei, sebuah kelompok Katolik yang dikatakan Brown tidak segan-segan melakukan pembunuhan dengan kejam dalam menjalankan misinya. Anggota Opus Dei juga sering menyakiti dirinya sendiri dengan melilitkan kawat berduri di pangkal pahanya (cilice) guna menambah keimanan mereka kepada Yesus. Selain itu ada pula ritual-ritual khusus dengan menyiksa bagian-bagian tubuh. Menurut keyakinan Opus Dei, dengan merasakan sakit, diharapkan anggota Opus Dei akan bisa merasakan penderitaan Yesus dalam menebus dosa manusia. Itu yang dinyatakan Brown.

Fakta yang lain menurut Brown adalah: Opus Dei baru-baru ini membangun markasnya senilai 243 USD di New York. Melalui Opus Dei inilah Gereja Katolik berusaha merebut bukti-bukti sejarah tentang ‘Gereja Maria Magdalena’. Tak tanggung-tanggung, Brown menyodorkan kepada pembaca paparan ini yang diperkuat dengan Gnostic Bible.

Didalam Gospel of Philip ,misalnya, juga tertulis: “And the companion of the Saviour is Mary Magdalene. Christ loved her more than all the disciples and used to kiss her often on her mouth. The rest of the disciples were offended by it and expressed disapproval. They said to him, “Why do you love her more than all of us?” (Yesus mempunyai pasangan bernama Maria Magdalena dan biasa mencium Magdalena di bibirnya. Yesus mencintai Magdalena lebih dari pengikutnya yang lain, sehingga menyulut rasa iri hati. Mereka bertanya, “Mengapa engkau mencintai perempuan itu lebih dari kami?’) Kedengkian MURID-MURID Yesus inilah yang pada akhirnya memicu pelarian Maria Magdalena dari Yerusalem ke Perancis dengan bantuan orang-orang Yahudi.

Dalam bahasa Aramaic, istilah “companion” menurut Dan Brown lewat penuturan Sir Leigh Teabing (salah seorang pelakon dalam The Da Vinci Code), bisa diartikan sebagai “ pasangan “. Sophie Neveu (salah satu pelakon novel ini) yang membaca bagian-bagian berikutnya dari Bible Philip (Filipus) itu menemukan fakta betapa romantisnya hubungan Yesus dengan isterinya tersebut. Ia lalu mengingat masa silamnya, ketika para Pendeta Perancis mendesak pemerintahnya untuk melarang peredaran film The Last Temptation of Christ; sebuah film garapan Martin Scorsese yang menggambarkan Yesus pernah mengadakan hubungan suami-isteri dengan seorang perempuan bernama Maria Magdalena.

Oleh para penentangnya, Bible Philip (Filipus Gospel) disebutkan tidak ditulis dalam bahasa Aramaic melainkan dalam bahasa Coptic. Dan istilah “companion” bukanlah “pasangan” melainkan teman. Katakanlah memang berarti ‘teman’, bukan ‘pasangan’, maka ayat di atas itu akan berbunyi : “Yesus mempunyai teman bernama Maria Magdalena dan biasa mencium Magdalena di bibirnya. Yesus mencintai Magdalena lebih dari pengikutnya yang lain, sehingga menyulut rasa iri hati. Mereka bertanya, ”Mengapa Engkau lebih mencintai perempuan itu lebih dari kami ?”. Sangat jelas, Maria Magdalena bukanlah teman biasa, melainkan pasangan, karena Yesus amat condong padanya melebihi perasaan kepada murid-muridnya. Dalam hal ini, istilah ‘teman’ atau ‘pasangan’ tidak bergeser dari arti sesungguhnya.

Dalam sejarah kekristenan, Maria Magdalena memang pernah disebutkan secara negatif sebagai sosok perempuan murahan, pelacur, yang biasa mengeringkan kaki Kristus menggunakan rambutnya yang tergerai panjang. Pandangan ini sesungguhnya berawal dari tahun 591 M tatkala Paus Gregory the Great dalam salah satu khotbahnya menyatakan bahwa si pendosa yang disebut dalam Injil Lukas sebenarnya menunjuk pada sosok Maria Magdalena. Padahal hal tersebut sama sekali tidak tertulis dalam Injil versi mana pun, semata-mata berdasar pada tuduhan Paus Gregory di atas. Pada 1969, Tahta Suci Vatikan secara resmi mengakui kesalahan Gregory ini.

Dalam film dokumenter yang mengupas karya-karya Leonardo Da Vinci dan novel Dan Brown tersebut, yang secara garis besar mendukung premis status quo Vatikan, disebutkan bahwa nama Maria Magdalena hanya disebut sebanyak 12 kali dalam Injil Perjanjian Baru. Keberadaannya walaupun jarang, namun sangat penting. Dia satu-satunya wanita dalam Injil yang diidentikan dengan suatu tempat (Kota Magdalena), daripada sebagai seorang istri, saudari, atau ibu. Tampaknya dia seorang yang mandiri juga secara ekonomi. Tapi lebih dari itu, dia berada disisi Kristus pada masa-masa terpenting dalam hidupnya. Dia menyaksikan kematian Kristus dari kaki salib dan dia yang pertama mengetahui kebangkitannya dari makam. Kristus yang telah menampakkan diri pertama pada Maria Magdalena dan dialah yang memberi tahu kejadian luar biasa itu pada para rasul yang sulit percaya. Banyak sumber sejarah yang tak bisa dibantah menyebutkan tentang perkawinan antara Maria Magdalena dan Kristus. Contoh kuat adalah kalimat dari kitab Filipi (Bible Philip), yang diterjemahkan sebagai berikut...”Dan teman Sang juru Selamat adalah Maria Magdalena. Kristus mencintai lebih daripada seluruh muridnya, dan Yesus sering mencium di mulut."

Menyikapi ayat dalam Injil Filipus dan penafsiran dari padanya yang menyatakan bahwa Maria Magdalena adalah lebih dari sekadar teman akrab dari Yesus, dianggap oleh Profesor Mario Moeraghi, Docente Politekniko di Milano-Italy, sebagai hal yang harus dilihat dari konteks zamannya.

“Yang tertulis sebenarnya tidak terlalu jelas, karena bagian dari kalimat itu tidak menjelaskan maksud apapun, terutama bagian mencium di ‘mulut’. Istilah ini tidak jelas; orang membicarakan soal ciuman, dan sisa kalimatnya telah membuat orang menduga bahwa ciuman itu di mulut, jadi kita harus memikirkan realitas kalimat itu sendiri. Menurut saya... kita bisa lebih jauh lagi. Walaupun kita menyimpulkan bahwa ciuman itu di mulut, kita harus ingat, hal ini terjadi dalam kedaan masa, tempat, dan kebudayaan yang berbeda dari kita sekarang, dimana ciuman mungkin berarti lain. Beberapa kebudayaan menganggap ciuman di mulut sebagai sarana komunikasi spiritual, komunikasi gagasan, dan persetujuan gagasan - dan ciuman juga dilakukan tanpa mengakibatkan skandal tertentu,” papar Mario Moiraghi.

Bisa jadi Mario Moiraghi benar bahwa segala sesuau itu harus dilihat dari konteks zaman dan tempatnya, harus dilihat dari kultur masyarakat setempat, namun yang harus pula dicermati, ‘ciuman-ciuman di mulut lainnya’ seperti yang konon telah dilakukan Yudas Iskariot kepada Yesus. Sikap Yesus di ayat-ayat Injil Gnostik lainnya juga terlihat sangat berbeda dan sangat intim terhadap murid-muridnya, sehingga membuat para murid itu iri hati. Jelas, ini bukan ciuman yang biasa dan menunjukkan suatu hubungan dan kedekatan yang istimewa.

Paparan lain yang diajukan Brown adalah tentang diskursus gender, yang saat ini diyakini oleh dogma Kristen bahwasannya Yesus hanya mewarisi gerejanya kepada lelaki. Namun oleh Bbrown dikatakan bahwa Yesus telah mewarisi gerejanya kepada perempuan, Maria Magdalena. Ini tentu saja sangat menarik. Sebab, hingga kini, Gereja Katolik tetap tidak mengizinkan perempuan menjadi pejabat tinggi di Vatikan. Begitu juga dengan doktrin “larangan menikah bagi Pastor’ (celibacy), masih tetap dipertahankan, meski mulai sekarang masih banyak tokoh Katolik yang menggugat larangan ini. Prof. Hans Kung, misalnya, menyebut doktrin celibacy bertentangan dengan Injil (Matius, 19:12,1 Timotius, 3:2). Doktrin ini, katanya, juga menjadi salah satu sumber penyelewengan seksual dikalangan pastor.

Apa yang dipaparkan dalam The Da Vinci Code sesungguhnya sudah lama menjadi bahan perdebatan ilmiah di banyak kelompok Kristen maupun kelompok pengamat keagamaan. Dalam soal Trinitas saja yang mendogmakan bahwa Yesus itu sekaligus juga Tuhan, dunia Kristen sampai detik ini masih saja kesulitan untuk menjelaskan dengan logis dan masuk akal. Jika benar Yesus telah disalib), Yesus berteriak-teriak ketakutan, “Eli, Eli, lama sabahktani!” (“Bapa, bapa mengapa kau tinggalkan aku?!”). Mengapa Yesus memanggil-manggil Tuhan jika dirinya sendiri merupakan Tuhan? Apakah “Tuhan” Yesus tidak berkuasa menghentikan penyiksaan yang dilakukan orang Romawi terhadap dirinya?

Sejak awal kekristenan, hal ini telah mengemuka dan menjadi perdebatan panas hingga umat Kristen awal terbelah menjadi dua keyakinan besar: Unitarian (ketauhidan) yang mengakui Yesus hanyalah seorang nabi utusan Tuhan, dan Trinitarian yang mengakui bahwa wujud Tuhan dan Roh Kudus sepenuhnya mengejawantah alam diri Yesus. Dalam Konsili Nicea 325 M, seluruh pengikut Unitarian dibabat habis oleh kaum Trinitarian. Kota Nicea kuno sekarang ini berubah menjadi Kota Iznik yang terletak di wilayah Turki.

The Da Vinci Code jelas telah menohok dalam-dalam ke jantung kekristenan. Brown telah menyerang langsung ke pusat susunan syaraf kekristenan. Brown telah menggencet aliran darah inti dari Kekristenan. Ia mengobrak-abrik dogma inti yang telah dipelihara sejak lebih dari 2.000 tahun silam, walau setting kisahnya terjadi di abad ke-21. Brown memang jenial. Siapa pun akan memgakui, baik yang setuju dengan pandangannya seperti yang tertuang dalam The Da Vinci Code, maupun penentangnya.

Bagaimana pun, Brown telah menyumbangkan sebentuk alternatif pemikiran yang segar ke tengah masyarakat dunia, setelah berabad lamanya kita dicekoki dengan pandangan-pandangan seragam yang tidak boleh dikritisi dengan dalih kesucian iman. Hanya saja, yang dilakukan The Da Vinci Code sebatas membongkar dogma kekristenan an-sich. Belum ‘turun’ ketingkat praksis. Dalam hal ini The Holy Blood and the Holy Grail telah sedikit lebih maju dari The Da Vinci Code, karena The Holy Blood and The Holy Grail dalam salah satu bagiannya telah memuat ”Kesimpulan dan Tanda Tanda masa depan” yang antara lain tertulis:

“Saat ini adalah waktu yang tepat bagi Biarawan Sion untuk memperlihatkan kartunya.... Masyarakat kita telah bosan dengan materalisme dan mengalami kelaparan spiritual. Sekarang mereka tengah mengais kepuasan di tempat lain yang mampu memberikan ketenangan jiwa. Atmosfer seperti itu sangat kondusif bagi Biarawan Sion intuk berkembang. Hal itu menempatkan Sion dalam posisi yang mampu menawarkan sebuah pilihan akan sistem sosial dan politik yang ada... Ada banyak pemeluk agma Kristen yang tidak ragu-ragu menafsirkan Apocalypse sebagai bencana nuklir. Lantas, bagaimana mereka akan menafsirkan keturunan Yesus? Sebagian umat Kristiani menganggap’ keturunan Yesus’ sebagai Second Coming.”

Buku ini, Knight Templar, Knight of Christ, sesungguhnya satu ruh juga denngan The Holy Blood and The Holy Grail dan The Da Vinci Code. Saya meyakini, paparan sejarah yang dikemukakan oleh kaum The Free Tinkers dan para kritisi sejarah kekristenan lebih bisa dipercaya ketimbang Injil yang sekarang beredar ditengah umat manusia. Mengapa ? Karena sejarah resmi masa kini merupakan cerita yang telah mendapat ‘segel resmi’, telah disetujui oleh pihak yang berkuasa, walau belum tentu yang paling benar. Injil yang resmi beredar sekarang ini sudah melalui seleksi yang kasar dan dan diikuti pembunuhan dan pengusiran yang dilakukan Kaisar Romawi, The Great Constantine, yang didukung penganut Trinitas. Sebuah Injil yang pro status-quo, lebih memihak kepada tahta dan kekuasaan ketimbang kebenaran.

Ada banyak pertanyaan yang ingin dikupas. Adakah Biarawan Sion masih ada hingga sekarang (seperti yang ditegaskan The Holy Blood and The Holy Grail dan sejumlah peneliti lainnya), dan tetap bermain di belakang layar rezim-rezim penguasa dunia, pengusaha-pengusaha tingkat tinggi, jendral-jendral berpengaruh, dan juga seniman-seniman, serta artis papan atas. Mereka - dengan nama yang bisa saja berganti-ganti - tetap bekerja hingga cita-cita satu pemerintahan dunia di bawah kepemimpinan Amerika (Pax-America) tercipta sebagai pra-kondisi hadirnya Raja-Pendeta untuk berkuasa kembali mendirikan kerajaannya di dunia ?

Walau kelihatan klise dan beraroma konspirasi, namun segala hal, segala kejadian, yang sungguh terjadi di dunia ini dalam dasawarsa terakhir ternyata memang membenarkan tesis tersebut. Kita boleh dan sah saja untuk mengatakan tidak yakin terhadap hal ini, tetapi mari kita tengok kejadian demi kejadian yang ada dan kemana arah dari semua kejadian itu bermuara? Adakah muara itu bertemu dengan apa yang telah jauh-jauh hari ditetapkan oleh Allah Subhanahu wata’ala di dalam Alquran? Atau, segalanya tetap akan menjadi misteri hingga suatu hari batu-batu berbicara dan memberitahukan dimana si Zionis-Yahudi dan Zionis lainnya bersembunyi untuk kita habisi bersama-sama?

BOB SADINO

Bob Sadino Pukau Mahasiswa Unand
“Mau Merdeka atau Tergantung Orang Lain”
Oleh : Rivanli Azis
(Penulis Kuliah Umum Kewirausahaan)
Jum’at (8 Januari 2009) sore pukul 14.00,ribuan mahasiswa Unand menyesaki Gedung Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) Unand di Limau Manih.Ada apa gerangan?Mereka mendengar stadium general kewirausahaan yang dipaparkan oleh Om Bob.Pengusaha sukses Indonesia Bob Sadino itu langsung akrab dengan komunikasinya yang simple dan segar.Ketika paparan Om Bob selesai,mahasiswa seakan berebut ingin bertanya.Lina,mahasiswi Ekonomi Unand berlari mengejar mikrofon.Lina bertanya kiat sukses menjadi Pengusaha.Secara spontan ia memberanikan diri minta izin memakai nama Bob Sadino untuk nama usaha kafenya.”Saya ingin nama Om untuk nama usaha saya,inspirasi itu sebagai symbol keberhasilan Om sebagai Pengusaha yang sukses,”tutur Lina bersemangat.
Si Om kontan tersenyum lebar mendengar permintaan sedikit nyeleneh itu.Dengan gayanya plus celana jeans pendek,Om Bob menghampiri si Mahasiswi.”Keberanian adalah modal sukses.Anda boleh memakai nama BOB,yang artinya Beef On Breat,”ujarnya yang langsung disambut tepuk riuh mahasiswa.
Dikatakan Bob Sadino,keberanian dari Mahasiswi itu adalah contoh menuju kunci sukses dalam melakukan sebuah tindakan.Digambarkan oleh Bob Sadino keberhasilannya sebagai pengusaha juga diawali keberaniannya saat menjual telor bebek,sampai ia menjadi kuli bangunan dengan membuang rasa malu jauh-jauh.”Tiada perubahan tanpa keberanian.Untuk berubah buang rasa malu,”tegasnya.
Kepiawaian akan terasah dengan mau mengorbankan waktu dan mampu menghadapi risiko.Tanpa dimulai dengan itu,Bob menegaskan mustahil keberhasilan bisa tercapai.Bob Sadino juga mengajak mahasiswa berpikir praktis dan realistis.Tidak terjebak hal-hal teoritis.Merancang daya nalar dan keberanian mahasiswa serta berupaya mengatasi persoalan dengan mencari solusi.
Pemilik Kemchicks Group kelahiran Lampung itu,menekankan kunci sukses menjadi pengusaha adalah berani mengambil setiap peluang yang ada,tidak malu-malu dengan kondisi apapun serta menanamkan tekad yang kuat terhadap usaha.
“Tak mungkin saya bisa sukses jika saya saat itu malu menjadi penjual telor bebek.Yah, akibat keberanian itu ternyata membuahkan hasil.Kalau dulu saya pakai becak sekarang pake jaguar,”paparnya.
Ia mengatakan menjadi pengusaha itu sangat mulia dan merdeka,mampu memenuhi kebutuhan sendiri dan tidak tergantung terhadap orang lain.Disisi lain menjadi pengusaha berarti lepas dari ketergantungan dan mampu membuka peluang bagi orang lain.”Nah kowe orang mau tergantung terhadap orang lain atau merdeka ?”tanya Bob.
Bob mengajak mahasiswa melepaskan belenggu ketakutan menghadapi resiko.Diakuinya tak ada yang akan tahu seperti apa hasilnya tanpa pengalaman dan mencoba.Mendengar itu secara spontan mahasiswa berteriak “Siap menjadi Pengusaha!”
Bob Sadino bagaikan menimba air disebuah mata air yang jernih.Makin ditimba makin banyak airnya.Pengalamannya dalam dunia bisnis sangat matang sehingga wajar saja beliau mengolok-olok mahasiswa yang tidak berani meninggalkan kuliah untuk berbisnis.Bob yang lulus SMA tahun 1953 itu mengkritik keras kecendrungan para orang tua yang malas mendidik sendiri anak-anaknya.Para orangtua itu melepaskan tanggungjawab mendidik anak dan seenaknya membebankan tugas itu pada sekolah.Akhirnya sering mereka memaksakan kehendak pada anak-anak dalam hal memilih jenis pendidikan.Padahal,kata pengusaha gaek yang pernah ikut-ikutan temannya kuliah di Fakultas Hukum Universitas Andalas ini,semua anak bebas menentukan pilihannya.Namun itulah egoisnya orang tua.Tanpa sadar mereka sedang memperkosa pikiran anak-anak.
Bagi Bob keteladanan sangat bermakna untuk membangun mental seseorang.”Bukan dengan memicu dan memacu karena banyak orang yang tidak mau dipicu dan dipacu,”tegas Bob.Ia mengaku sangat keras dalam mendidik anak-anaknya.tetapi juga memberi pilihan sebebas-bebasnya.Disiplin harus ditegakkan tapi kemandirian juga harus ditumbuhkan.Itulah semangat Bob dalam menggerakkan para karyawan di Kemchicks Group yang telah dianggapnya sebagai anak-anaknya sendiri.
Pada tahun 1970 Om Bob menjual 5 kg telur ayam.Akan tetapi tidak ada satupun yang membeli telur ayam Om Bob waktu itu.Di daerah kemang Om Bob mengetuk pintu orang asing dan menjual telur ayam.Telur itu disukai oleh Orang Asing.Alasan memilih orang asing adalah mereka termasuk golongan alas pasar alias orang kaya.Om Bob juga menjalankan bisnis Sosis dan Produk daging olahan.Minggu pertama dijual 2 kg sosis.Sampai akhirnya berdiri Pabrik sosis yang terbesar di Indonesia dengan kapasitas 250 ton per bulan.Kemudian Om Bob juga merintis bisnis keripik dari Buah-buahan.Semua buah dibuat keripik.Om Bob juga mengekspor Nangka ke Amerika Barat.Om Bob juga memperkenalkan buah melon ke masyarakat Indonesia dan jagung manis.Dan 15 tahun terakhir ini Om Bob mengekspor sayur-sayuran ke Jepang.
Teramat sayang jika orang hanya mengingat Bob Sadino sebagai Pengusaha nyentrik yang kemana-mana pakai celana pendek.Makin digali makin ketemulah sosoknya sebagai seorang Master Kehidupan.Bahasanya bernuansa sufistik.Ungkapan-ungkapan yang sederhana,lugas, dan kadang provokatif namun kaya makna itu menjadikannya bak seorang “Guru Zen” dalam hal bisnis.Hal ini terungkap dalam buku yang ditulis oleh Edy Zaqeus yang berjudul “Kalau Mau Kaya Ngapain Sekolah”.“Saya ini seperti sebuah gitar tua diatas meja.Apakah saya bisa mengalunkan irama yang indah atau buruk tergantung siapa yang memetiknya,”ungkap Bob saat didesak untuk mengeluarkan seluruh ‘ilmunya’.Atau kalau pikiran ini kita umpamakan sebuah cangkir teh,maka kita tak bakalan pernah bisa mengenal “teh”nya Bob Sadino,jika kita tak lebih dulu mengosongkan cangkir itu.
Dalam menjalankan usahanya Om Bob berguru pada alam.”Alam Takambang Jadi Guru” dipraktekkan oleh Om Bob.Beliau melihat anak-anak yang begitu polos dan bersemangat,beliau lihat pohon yang menjadi tempat berteduh,beliau lihat matahari yang menyinari kehidupan,beliau lihat jalanan,batu dan disekelilingnya apa saja yang terlihat.Om Bob memperkirakan baru 0,018 % masyarakat Indonesia menjadi seorang Entrepreneur.Sangat jauh tertinggal dibandingkan dengan Singapura yang sudah mencapai 7,4% dari masyarakatnya.Hal ini menandakan masih banyak sektor-sektor bisnis yang belum digarap dan berpotensi besar untuk dikembangkan.Untuk menjadi seorang Pengusaha, Om Bob mengemukakan Prakondisi yang harus ada yaitu:
Buang Rasa Takut.
Takut itu antara lain takut dengan modal atau takut dengan resiko.Modal sering menjadi hambatan bagi yang ingin berwirausaha.Menurut Bob,Rata-rata kalau orang bicara modal langsung otaknya bilang duit.Orang yang lebih canggih lagi kalau bukan duit ya benda-benda modal seperti pacul,pikulan atau becak.Itu modal yang bisa dilihat,dipegang,dirasakan,modal tangible.Ada modal yang tidak bisa dilihat,dirasakan,dipegang.Umpamanya modal keberanian,kemauan,tekad.Bob Sadino mulai dari modal yang tidak kelihatan tadi.Kalau orang biasanya menghindari resiko Bob Sadino malahan mencari resiko.Masa bodoh dengan akibat yang akan ditimbulkan.
Jangan berharap terlampau banyak.
Dibalik semua harapan banyak kekecewaan.Untuk tidak kecewa maka jangan berharap.
Lepaskan belenggu jalan pikiran (mindset).
Rata-rata orang Indonesia masih berpikir untuk jadi pegawai saja.Termasuk mereka yang sudah selesai sekolah dan jadi Sarjana.Kebanyakan orang tidak mau dipicu dan dipacu mental kewirausahaannya.Karena tidak mau pendekatan terhadap orang tersebut harus beda.Yaitu pendekatan keteladanan.Kalau orang melihat Anda berhasil,Anda hanya bisa berharap orang lain mengikuti anda.
Kemudian Bob Sadino mengemukakan seorang Entrepreneur harus bersandarkan pada :
Ada Kemauan merubah nasib.
Tekad yang bulat.
Keberanian mengambil peluang.Hidup ini adalah menghidupi.
Tahan banting dan tidak cengeng.Dari awal seorang entrepreneur sudah menghadapi masalah.Bangkit lagi,jatuh lagi dan bangkit untuk menjadi seorang entrepreneur sejati.
Pandai bersyukur pada Sang Pencipta
Rektor Universitas Andalas Musliar Kasim mengatakan kegiatan berkala kuliah umum dengan tema wirausaha kali ini sengaja mengundang Bob Sadino.”Diharapkan mahasiswa bisa memanfaatkan momen ini untuk menggali potensinya dengan belajar dari orang-orang sukses.Kita ingin menciptakan lulusan-lulusan sarjana yang andal dan mampu tampil ditengah masyarakat secara bersaing dan terampil,”ujar Musliar Kasim.Dikatakan Musliar Kasim,tingginya persaingan global maka mahasiswa harus punya skill.Jangan puas dengan nilai-nilai teori yang didapat dibangku kuliah.”Inilah yang coba kita tanamkan kepada mahasiswa guna menuju Sumbar yang andal.”