Senin, 10 November 2008

Kota Iram

Kota Iram dalam Al-Qur’an

Ada beberapa mukjizat Al-Qur'an yang berhubungan dengan sejarah, namun baru terbukti kebenarannya beratus-ratus tahun kemudian.

Mukjizat pertama ialah sebuah kota yang diceritakan dalam Al-Qur'an bernama Iram.
Sebelum tahun 1975, banyak orang-orang non-muslim yang beranggapan bahwa
kota tersebut hanya dongeng semata, karena belum pernah ditemukan adanya
tulisan-tulisan dalam sejarah yang membuktikan keberadaannya.

Pada tahun 1975, sebuah kota bernama Ibla ditemukan di Siria. Di sebuah lempeng
prasasti, untuk pertama kalinya kota Iram disebut sebagai kota yang biasa mengadakan
hubungan dagang dengan kota tersebut. Selanjutnya kota Iram ditemukan di
daerah sekitar Aden. Dan yang lebih mengagumkan lagi, kehadiran kota ini
ternyata persis seperti yang dilukiskan dalam Al-Qur'an, sebagai suatu kota yang
dibangun dengan pilar-pilar megah.

"Tidakkah engkau (ya Muhammad), memikirkan apa yang Tuhanmu lakukan
Terhadap kaum Aad?(6) Yaitu kota Iram yang memiliki pilar-pilar yang tinggi dan
megah(7) Yang belum pernah ada bandingannya di negeri-negeri lain? (8)" (QS: Al
Fajr)

Dua mukjizat lainnya berhubungan dengan sejarah Fir'aun di Mesir. Sejak abad ke-18 dinasti Mesir, seluruh penguasa Mesir menyebut diri mereka dengan "Fir'aun". Nama tersebut berarti "Istana Megah." Ini memang sesuai karena mengacu pada tempat tinggal pemerintahan Mesir kuno. Dimulai awal abad ke-18 nama ini digunakan untuk menyebut penguasa itu sendiri.

Pada awal abad 17 SM, Mesir mengalami penjajahan oleh bangsa Hysos, hingga
Pangeran Ahmos membebaskannya pada tahun 1570 SM. Setelah Mesir bebas, orang-orang Mesir secara sistematis memusnahkan semua bangunan dan bentuk peninggalan yang dibuat oleh bangsa Hyksos. Itulah sebabnya sedikit sekali bukti-bukti seperti prasasti, keramik atau naskah kuno yang tersisa untuk membuktikan penjajahan bangsa Hyksos atas Mesir. Satu-satunya catatan yang paling rinci tentang Hyksos terdapat pada kutipan kuno oleh sejarahwan Yahudi, Flavius Josephus. Beberapa catatan yang belum lengkap, saat ini sudah diperbaiki setelah dilakukan penelitian yang mendalam. Satu hal yang dapat dipelajari dari penelitian tersebut adalah, Pemerintah Hyksos tidak menyebut diri mereka "Fir'aun" tetapi "Raja".

Dari seluruh kisah dalam Al-Qur'an yang berhubungan dengan Mesir, saat Tuhan
menyebut penguasa Mesir, Allah selalu menggunakan kata "Fir'aun", kecuali pada
satu kisah, yaitu kisah tentang Nabi Yusuf. Dalam kisah itu Allah menyebut penguasa
Mesir dengan "Raja". Sarjana sejarah modern percaya bahwa hal ini karena pemerintah
pada masa Nabi Yusuf itu adalah seorang bangsa Hyksos. Bahkan Injil secara salah
menyebut pemerintah Mesir pada masa Yusuf as., dengan sebutan "Fir'aun."
Ini nampaknya karena editor Injil salah mengerti dengan menyebut seluruh pemerintah
Mesir sebagai "Fir'aun." Lihat kutipan ayat Al-Qur'an berikut:

Dan Raja berkata: "Bawalah ia kepadaku. Aku akan menjadikan dia orang yang dekat denganku." Maka tatkala ia (raja) berbicara dengannya, ia berkata:
"Sesungguhnya engkau pada hari ini, di sisi kami, orang yang berpangkat, yang dipercayai." (54) Ia (Yusuf) berkata: "Jadikanlah aku pengurus harta benda negeri ini, karena sesungguhnya aku seorang penjaga yang mengerti."(55) (QS.: Yusuf)

Untuk penjelasan yang lebih terang dan rinci mengenai sejarah tersebut,lihat juga
kisah Nabi Musa as. Mukjizat selanjutnya tentang eksodus Fir'aun. Sebelumnya simak ayat Qur'an berikut:
Dan kami membawa bani Israil melintasi lautan, lalu Fir'aun beserta bala tentaranya
terus mengikuti mereka dengan penuh kebencian, hingga ketika ia hampir tenggelam,
berkatalah ia: "Aku beriman bahwa tiada Tuhan selain Tuhan yang dipercayai bani
Israil, dan aku adalah seorang muslim." (90) Sekarang kamu baru mengakui,
sedangkan kamu sebelumnya telah bertindak melebihi batas dan zalim. (91)

Maka hari ini Kami selamatkan tubuhmu, semoga kamu menjadi pelajaran
bagi umat sesudahmu. Dan sesungguhnya banyak diantara manusia tidak mempedulikan
ayat Kami. (92) (QS: Yunus)

Lihat kalimat Allah SWT, menyelamatkan tubuh Fir'aun sebagai bukti dan pelajaran
agi umat manusia sesudahnya. Pada bulan Juni 1975, Dr. Bucaille mengadakan pengujian terhadap tubuh mayat Fir'aun yang telah menjadi mumi. Hasilnya sungguh mengejutkan.
Karena menurut kesimpulan Dr. Bucaille Fir'aun kemungkinan mati tenggelam, atau mati karena adanya suatu kejutan (shock) yang amat sangat atau mungkin keduanya sekaligus. Subhanallah, Maha benar Allah dengan segala firmanNya

0 komentar:

Template by:
Free Blog Templates