Ir.Andri Fajria “Raja Kambing”dari Tangerang
Pada hari Jum’at tanggal 7 November 2008 kembali kuliah umum Kewirausahaan yang telah menjadi agenda mingguan Universitas Andalas diadakan tepat pada pukul 14.00 WIB.Kali ini menghadirkan “Raja Kambing”dari Tangerang yaitu Bapak Ir.Andri Fajria.Ada hal yang unik dari Bapak ini.Beliau adalah lulusan Teknik Fisika ITB.Kedua orangtuanya adalah Karyawan Bank Indonesia.Tidak ada yang menyangka seorang Andri Fajria sukses dalam dunia ternak kambing.Semula orangtuanya mengharapkan Andri mengikuti jejak orangtuanya menjadi Pegawai Pemerintah atau setidak-tidaknya menggeluti bidang IT (Informasi dan Teknologi).Dan sangat mengejutkan Andri lebih memilih berkarir didunia ternak kambing daripada usaha IT atau Bank.Kenapa Andri Fajria lebih respek kepada dunia ternak kambing?Kenapa Andri tidak memilih menjadi Pegawai Bank yang bergaji besar?Kenapa seorang Andri Fajria bisa sukses di bidang peternakan kambing?Jurusnya adalah jika ingin sukses keluarlah dari kerumunan orang.Artinya adalah cari bidang yang kosong dan belum atau sedikit orang yang bergelut disitu.
Andri Fajria menuturkan bahwa sejak tahun 1997 di Institut Teknologi Bandung para mahasiswanya diarahkan untuk berkarir di bidang bisnis.Selama ini para lulusan ITB banyak yang berkarir di bidang IT.Tentu akan banyak persaingan jika Andri Fajria ikut pula berkarir dibidang IT.Di kampus ITB,Andri juga aktif di Pengajian Masjid Kampus Salman.Dari situ Andri tahu bahwa bunga Bank itu haram sehingga Andri tidak mau berkarir didunia perbankan.Kemudian Andri memantau keadaan pasar dan dari hasil pengamatannya beliau menyimpulkan bisnis kambing sedikit yang menggelutinya dan kebanyakan kambing dijual secara perorangan dengan kuantitas yang kecil serta seluruh bagian tubuh kambing semuanya bermanfaat.Mulailah Andri Fajria masuk ke bisnis kambing.Alasannya waktu itu adalah bisnis kambing adalah bisnis para Nabi dan Rasul.Rasulullah SAW waktu masih kecil menggembala kambing bahkan sejak Nabi Adam sudah ada kambing yang diqurbankan.Andri Fajria merintis usaha Aqiqah dan jualan kambing untuk qurban pada tahun 2006.Usaha aqiqah yang dibidaninya berkembang terus.Bahkan saat ini tercatat sebagai Perusahaan aqiqah terbesar di Jabodetabek.Agar Perusahaannya berkembang cepat,Andri memainkan srategi pemasaran yang berkualitas dan berani tampil beda.Ia tidak beriklan di koran atau majalah.Tetapi memasang banner/spanduk di pinggir jalan.Alasannya adalah banner/spanduk lebih tahan lama dan cepat diingat orang dibandingkan dengan koran atau majalah yang mudah dilupakan orang.Kemudian beliau juga bekerjasama dengan Rumah Sakit dan Bidan.Butuh waktu yang lama meyakinkan Rumah Sakit dan Bidan akan pentingnya Aqiqah.Dengan kesabaran dan keuletan akhirnya Rumah Sakit dan Bidan menerima tawaran Andri Fajria dimana setiap pasien yang melahirkan akan mendapat Voucher Aqiqah sebesar Rp.50.000.Hal ini tentu menggembirakan pasien Rumah Sakit dan Bidan.Srategi lainnya adalah menjadikan Voucher Aqiqah sebagai souvernir pernikahan.Tentu akan bertambah banyak lagi yang akan melakukan aqiqah.Para tamu yang mendapat voucher ini merasa senang karena dapat potongan harga sebesar Rp.50.000 jika memesan kambing untuk aqiqah di perusahaan Andri.Dengan berkembangnya teknologi saat ini Andri juga memasang iklan di Internet untuk merambah seluruh wilayah Jawa dan Indonesia.Sekarang Andri membidik aqiqah untuk kalangan artis.Dan tentunya berbeda pelayanan untuk kalangan artis.Artinya Andri akan menyiapkan Ustadz untuk mendo’akan anak yang dilahirkan oleh artis.Dari segi harga Andri memasang harga termahal dari seluruh Usaha Aqiqah yang ada di Jabodetabek.Andri berani memasang tarif tersebut karena pelayanan yang memuaskan,rasa enak dan konsumen hanya tinggal pesan serta ada sertifikat.Sertifikat ini yang memiliki nilai jual tinggi.Sebab dengan adanya sertifikat tersebut si anak jika sudah dewasa akan percaya bahwa ia sudah diaqiqah.Disinilah letaknya bisnis itu tidak sekedar menjual tetapi menambah nilai jual.
Setelah sukses dengan usaha aqiqah dan jual kambing,Andri Fajria beralih ke penggemukan kambing dan pembibitannya tanpa meninggalkan usaha aqiqah.Maka dipilihlah bibit kambing yang unggul.Keberadaan ternak kambing menyuplai kebutuhan kambing untuk aqiqah.Andri sempat juga melakukan ekpor kambing ke Malaysia.Namun beredar kabar ada beberapa kambing yang dipatenkan oleh Malaysia seperti Kambing Khas Banten menjadi Kambing Selangor.Kita sudah kecolongan oleh Malaysia yang begitu gencar soal Hak Atas Kekayaan Intelektual (HaKI).Ekspor itu akhirnya berhenti sendiri.Dan saat ini Andri merintis usaha Rumah Makan Kambing dengan menu-menu yang menggugah selera.Mungkin ada Image atau pandangan di masyarakat bahwa kambing mengandung kolesterol yang tinggi.Andri berpendapat bahwa sebenarnya cara mengolah yang salah bukan kambingnya yang salah sehingga mengandung kolesterol yang tinggi.Justru bagian tubuh kambing dapat diolah jadi obat-obatan,susu kambing,hiasan kalung,biogas,bakso,sabun kecantikan,hiasan dinding,penambah tenaga,pakan ternak,pupuk dan karpet.
Dalam melakukan bisnis kambing ini Andri tidaklah sendirian.Dibelakangnya ada tokoh-tokoh yang menjadi pendorongnya.Istrinya hadir sebagai Motivator baik dalam keadaan senang dan susah.Andri juga punya mentor bisnis yaitu Bapak Irwan Syarkawi yang selalu hadir menasehatinya ketika menemui kegagalan.Dan ketika ada yang menentangnya didunia usaha “perkambingan” Andri cuek saja.Andri juga menjalin silaturrahmi dengan para pakar bisnis.Beliau menyerap ilmu dari mereka.Andri belajar sepanjang hidup dan mengevaluasi setiap menemui kegagalan.Andri membaca buku-buku motivasi seperti Robert T.Kiyosaki,siap mental dan pantang menyerah.
Menurut Andri Fajria untuk menjadi pengusaha ada beberapa prasyarat yaitu Pertama adalah punya cita-cita.Apa yang ingin kita capai dalam hidup ini.Disini perlu pengenalan potensi diri.Orang yang suka berdebat lebih cocok jadi pengacara,orang yang pelit lebih cocok mengurus keuangan dan beragam karakter lainnya.Ada satu hal yang menjadi perhatian kita hari ini.Anak Taman Kanak-Kanak di Jerman sudah memiliki cita-cita.Bandingkan dengan mahasiswa hari ini.Banyak mahasiswa Indonesia yang masih ragu dengan cita-citanya bahkan tidak tahu akan melangkah dan tidak tahu mau jadi apa.Kedua adalah seorang pengusaha tidak terlalu pintar.Maksudnya adalah ada keseimbangan antara kecerdasan intelektual dengan kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual.Ada penelitian di Harvard University dimana diadakan survey terhadap alumni.Dari hasil survey didapati bahwa mereka yang memilki IPK antara 3,5 sampai dengan 4 cenderung menjadi Peneliti dan Dosen.Selanjutnya mereka yang memiliki IPK 2,6-3,4 lebih banyak yang menjadi Profesional dan mereka yang IPK hanya 2-2,5 banyak yang berhasil menjadi Pemimpin/Bos.Dan kasus nyatanya adalah Ir.Akbar Tanjung yang merupakan lulusan ITB memilki IPK kisaran 2-2,5 ternyata berhasil menjadi Ketua DPR-RI.Ketiga adalah memiliki Tim yang mantap dan solid.Antara pimpinan harus selaras dengan yang dipimpin.Jangan ada komunikasi yang tidak lancar antar anggota tim.Sebab kadangkala kehancuran sebuah tim didahului dengan komunikasi yang tidak efektif.
Dalam dunia bisnis ada dua hal yang menghalangi pengusaha yaitu mental pegawai dan rasa gengsi.Kita lihat kebanyakan orang takut menjadi pengusaha adalah bermental pegawai.Artinya lebih senang dipimpin daripada memimpin dan tidak berani mengambil resiko.Rasa gengsi juga berperan terhalangnya bisnis.Kalau gengsi mungkin Andri Fajria tidak akan sesukses sekarang.Andri tidak gengsi beternak walaupun lulusan Teknik Fisika ITB yang tidak ada hubungan dengan ternak kambing yang digelutinya.Andripun tidak gengsi masuk ke kandang kambing yang baunya menyengat hidung.Bahkan bau kambing itu sudah menjadi hal yang biasa baginya.
Andri Fajria mengakui peternakan masih dinomorduakan oleh Pemerintah.Terbukti peternakan masih menjadi Subsistem dari Pertanian.Tidak ada Departemen Peternakan ataupun Mentri Peternakan.Berbeda dengan Pertanian yang memiliki Depertemen sendiri.
Melihat potensi peternakan yang amat bagus ini bukannya tidak mungkin Indonesia akan menjadi Pengekspor kambing.Kita lihat negara tetangga Australia yang memiliki penduduk 42 juta jiwa ternyata memiliki peternakan domba sebanyak 76 juta ekor.Sebagian besar domba itu dimanfaatkan bulunya untuk diolah jadi wol dan wol itu diekspor ke negara-negara lain.Indonesia sudah memulai dengan adanya kornet kambing yang ada di kediri.Kornet ini memiliki peluang bagus untuk konsumsi lokal dan komoditi ekspor.
Permasalahan mendasar didunia peternakan kambing saat ini adalah belum masuknya pemodal besar pada bisnis ini.Jika sudah ada investor sangat terbuka kemungkinan Indonesia akan mengekspor kambing.Permasalahan lainnya adalah masyarakat belum terbiasa dengan masakan dari kambing.Masyarakat lebih suka daging dari sapi/lembu.
Peluang untuk sukses didunia “perkambingan” masih ada.Apalagi semakin banyak penelitian yang menyimpulkan kambing itu menyehatkan.Yang terpenting disini adalah tahan uji dan sabar dalam berbisnis,pantang menyerah,kreatif dan inovatif serta berani tampil beda.Jangan pernah takut gagal.Karena kegagalan adalah awal sebuah kesuksesan.Seorang Andri Fajria sudah membuktikannya.Beliau sudah sukses di Jabodetabek.Masih ada peluang bagi kita calon entrepreneur sejati.Tidakkah kita mencobanya?
Ditulis oleh : RIVANLI AZIS (Mahasiswa Fakultas Hukum Unand BP.05140245)
Senin, 08 Desember 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar