Selasa, 02 Desember 2008

Pendidikan

Pendidikan Putus Rantai Kemiskinan
Oleh : RIVANLI AZIS*
Kalau kita belajar dari Negara Vietnam, ada sebuah contoh yang sangat menakjubkan dan ini perlu ditiru oleh Penguasa negeri ini.Setelah hancur diluluhlantakkan oleh perang panjang melaan Amerika, namun dalam waktu yang relatif singkat berhasil mencapai kemajuan baik dibidang ekonomi,sosial dan kebudayaan.Kini setiap harinya orang-orang lalu lalang dengan kesibukan luar biasa,baik didesa-desa apalagi dikota-kota.Timbul pertanyaan dari kita.Darimanakah spirit ini diperoleh?
Ternyata spirit yang luar biasa ini diilhami oleh salah seorang tokoh besar Vietnam bernama Ho Chi Min.Ia pernah berkata ,”Wahai rakyatku, kita sudah berhasil mengalahkan musuh besar kita yaitu Amerika.Kita mampu melawan dan mengusir kekuatan adidaya itu dari negeri yang kita cintai ini.Sekarang musuh besar kita adalah Kemiskinan, jadi kita juga harus menang melawannya, dengan cara bekerja keras,dengan cara itu kita akan mencapai kemajuan di segala bidang.”Kalimat itu dipampang disudut-sudut kota dan pedesaan.
Dan slogan ini mampu membangkitkan motivasi serta semangat bangsa yang nyaris hancur diamuk perang itu.Begitu besarnya pengaruh slogan itu.Adakah pemimpin dinegeri ini yang memacu semangat rakyat agar giat bekerja dan optimis menatap kehidupan ?
Agar rakyat dapat bekerja dengan baik tentu dibekali dengan Ilmu Pengetahuan.Indonesia yang memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah tentu membutuhkan Sumber Daya Manusia yang handal untuk mengolahnya.Sekarang masih kita temui ada rakyat Indonesia yang buta huruf,tidak bisa baca tulis,masih ada yang tidak mendapatkan pendidikan yang layak,masih ada yang meminta-minta dijalanan,masih ada yang tidur dikolong jembatan,masih ada yang mengais-ngais sampah mencari makanan yang mungkin ada tersisa sedikit disela-sela amisnya bau sampah.Begitulah problematika rakyat yang tidak dapat mengenyam pendidikan sehingga kemiskinan masih senang menggelayuti kehidupan rakyat kita saat ini.
Seandainya bangsa ini mau membangun negeri ini dengan pendidikan tentu kemiskinan akan berkurang.Tidak percaya ?Lihatlah Jepang.Ketika wilayah Jepang sudah hancur lebur dihantam oleh Sekutu ketika Perang Dunia Kedua,masih ada perhatian Penguasa Jepang waktu itu terhadap pendidikan.”Masih adakah Guru-guru yang hidup ?”ujar Penguasa Jepang.Begitu cinta dan hormatnya Penguasa Jepang kepada guru.Bandingkan dengan keadaan kita bahkan di sinetron-sinetronpun citra guru begitu direndahkan.Jepang bangkit mengejar ketertinggalannya dengan membangun Pendidikan.Hasilnya boleh dilihat sekarang.Jepang dikenal sebagai Industri Terkemuka di dunia dan sangat ditakuti oleh Negara adidaya seperti Amerika Serikat.
Mungkin ada sebahagian kalangan pakar berpendapat ,”Kemiskinan Bangsa ini karena jumlah penduduk yang besar sehingga menyebabkan tingginya pengangguran”.Benarkah adagium demikian ?Cobalah kita tengok Negara RRC(Republik Rakyat Cina).Cina dengan jumlah penduduk yang banyak ternyata rakyatnya sejahtera.Bahkan ada sebuah survey yang menyatakan ,”Setiap bulan di Cina ada 1000 orang kaya baru yang lahir”.
Dimanakah kehebatan Cina sehingga Cina kerepotan pula menurunkan persentase pertumbuhan ekonominya ? Jawabannya adalah Cina membangun Sumber Daya Manusia dengan terencana.Pendidikan menjadi prioritas Cina untuk mensejahterakan rakyatnya.Masihkah Penguasa negeri ini mengabaikan Pendidikan ?
Kemiskinan yang menggerogoti bangsa ini harus diputus dengan Pendidikan.Kalau kita lihat pada Konstitusi Negara Indonesia Ini tepatnya pada pasal 31 ayat 1 (satu) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disitu dinyatakan secara tegas ,”Tiap-tiap Warga Negara berhak mendapatkan Pendidikan.”Kemudian dilanjutkan pada ayat 2 (dua)nya bahwa ,”Setiap warga Negara wajib mengikuti pendidkan dasar dan pemerintah wajib membiayainya”.Disini terlihat bahwasanya pendidikan dasar itu ditanggung oleh Negara.
Tetapi,kenapa banyak sekali kita temui pungutan yang dibebankan kepada Wali Siswa Sekolah Dasar ?Belum lagi masalah dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah).Ada sebahagian kalangan menilai dana BOS tidak tepat sasaran bahkan ada yang dikorupsi.Kapan mau majunya Pendidikan kalau mental korupsi masih juga dipelihara ?
Demikian juga Pendidikan Tinggi.Pendidikan Tinggi memakan biaya yang lumayan besar.Bahkan saat ini beredar rumor ,”Orang Miskin Dilarang Kuliah”.Kenapa ini bisa terjadi ?Menurut beberapa pengamat Mahalnya Pendidikan di Universitas disebabkan Pemerintah tidak lagi memberikan subsidi kepada Universitas tersebut.Artinya apa ? Biaya penyelenggaraan pendidikan tinggi akan ditanggung sepenuhnya oleh Universitas tersebut.Diamanakah peran Pemerintah ? Kenapa Pemerintah tega mengkomersialisasikan Pendidikan tinggi ?Belum lagi masalah anggaran pendidikan sebesar 20% dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara dan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah yang sampai saat ini belum juga terealisasikan oleh semua daerah.Tidakkah Pemerintah tahu bahwasanya hal itu adalah amanat dari Konstitusi kita?
Mungkin bagi yang mendapatkan beastudi seperti yang Penulis alami,tentu tidak direpotkan dengan biaya pendidikan yang selangit.Bagaimana dengan mereka yang tidak mendapatkan Beastudi atau Beasiswa sementara Orang tua mereka untuk memenuhi kebutuhan pokok masih pontang-panting ?
Ada pengalaman dari seorang teman penulis yang lulus SPMB dan diterima di Perguruan Tinggi Negeri favorit tidak jadi kuliah disebabkan tidak mampu membayar uang masuk yang sekian juta rupiah.Begitulah keadaan yang menyedihkan yang terjadi di negeri ini.
Mungkin ada baiknya kita mengadopsi sistem cicilan yang diterapkan Cina.Pemerintah Cina membebaskan biaya Pendidikan Tinggi kepada Mahasiswanya dengan syarat Mahasiswa tersebut akan mencicil biaya yang dikeluarkan Pemerintah Cina setelah berpenghasilan tetap.Sebahagian Beasiswa ada yang menerapkan konsep seperti ini.Misalnya,lembaga beasiswa tersebut membantu Pendidikan satu orang Mahasiswa sampai tamat.Nantinya setelah tamat dan berpenghasilan tetap, Sarjana tersebut akan membiayai Yuniornya (mahasiswa dibawahnya) sampai tamat pula.Demikian seterusnya hingga banyak yang menikmati dan mendapat beasiswa.
Akhirnya,melalui tulisan ini Penulis berharap Semua elemen masyarakat dan Pemerintah memperkuat Pendidikan ini.Pendidikan merupakan Pondasi sebuah peradaban yang ingin maju.Kalau ingin generasi muda Indonesia sukses di kemudian hari perbaiki mutu pendidikan.Wallahu’alam bishawab !!!(dimuat di harian haluan edisi mei 2008)

*Penulis adalah Penerima Beastudi Etos DD Republika dan saat ini masih menuntut ilmu di Fakultas Hukum Universitas Andalas.Saat ini menjabat sebagai Sekretaris DPC PERMAHI Padang 2008-2010.

0 komentar: